Menurut Arikunto (2009: 211) daya beda soal adalah kemampuan sesuatu soal yang dapat membedakan antara peserta didik yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan peserta didik yang bodoh (berkemampuan rendah). Sedangkan menurut Surapranata (2004: 23) indeks daya beda adalah kemampuan soal untuk membedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan rendah. Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa soal yang baik adalah soal yang dapat membedakan peserta didik yang pintar dan peserta didik yang tidak pintar. Soal digunakan oleh seorang evaluator untuk menguji kelompok yang diuji. Soal akan berfungsi dengan baik jika dapat membedakan kemampuan orang-orang dalam kelompok tersebut.
Rentang indeks daya beda adalah sampai . Semakin tinggi nilai indeks daya beda semakin baik. Kelompok peserta didik yang memperoleh nilai tinggi biasa disebut Kelompok Atas (KA) dan kelompok peserta didik memperoleh nilai rendah disebut Kelompok Bawah (KB). Jika soal dijawab oleh sebagian besar kelompok atas maka soal tersebut dikatakan baik, sebaliknya jika soal banyak dijawab dengan benar oleh kelompok bawah maka soal tersebut dikatakan jelek. Artinya soal harus dapat membedakan atau menguji dengan baik kelompok atas dan kelompok bawah.
Sebuah butir soal dikatakan baik adalah butir soal yang mempunyai daya beda 0,40 sampai 1,00. Menurut Arikunto (2009: 213) perhitungan indeks daya beda butir soal dapat menggunakan formula sebagai berikut:
Keterangan
D = indeks diskriminasi butir,
BA = jumlah kelompok atas yang menjawab benar,
BB = jumlah kelompok bawah yang menjawab benar,
JA = jumlah kelompok atas,
JB = jumlah kelompok bawah ,
T = jumlah responden seluruhnya.
Indeks daya beda soal digunakan dalam mengklasifikasi kualitas soal. Menurut Crocker dan Algina dalam Depdiknas (2010: 13) membedakan soal dalam empat katagori soal, yaitu: soal diterima, soal diterima tapi perlu diperbaiki, soal diperbaiki, dan soal ditolak. Klasifikasi ini diperlukan untuk memilih soal mana pada tahap selanjutnya untuk dijadikan soal yang akan digunakan kembali dan dimasukkan dalam bank soal. Dan soal mana yang memerlukan perbaikan jika tetap ingin dimasukkan dalam bank soal.
Sedangkan menurut Ebel and Frisbie (1991: 232) soal dapat diklasifikan dalam empat katagori yaitu: sangat baik, baik, cukup dan kurang/ jelek. Klasifikasi soal berdasarkan indeks daya beda soal selanjutnya ditampilkan dalam tabel 2.1.
Tabel 2.1 Klasifikasi Indeks Daya Beda SoalIndeks Diskriminasi | Kategori Soal |
Kurang dari 0,19 | Jelek – Soal tidak dipakai/dibuang |
0,20 – 0,29 | Kurang – soal diperbaiki |
0,30 – 0,39 | Baik – soal diterima tetapi perlu diperbaiki |
Lebih dari 0,40 | Sangat Baik – soal diterima |