Patofisiologi Dismenore Menurut para Ahli Bidan

blogger templates


1. Dismenore Primer 
Produksi prostaglandin dua hingga tujuh kali lebih besar pada wanita dengan dismenore dibandingkan dengan wanita- wanita yang tidak mengeluhkan nyeri menstruasi. Peningkatan produksi prostaglandin F2α(PGF2α), dan prostaglandin E2(PGE2), atau suatu rasio PGF2α: PGE2 yang tidak memadai, dapat meningkatkan tonus uterus istirahat, tekanan kontraktil miometrium, frekuensi kontraksi uterus, dan kontraksi aritmik uterus. Kelainan ini akan menimbulkan vasokontriksi, iskemia dan hipoksia uterus, yang semua menyebabkan nyeri. Selain itu, prostaglandin juga menimbulkan hipersensitisasi serabut- serabut nyeri terhadap bradikidin dan rangsang fisik lainnya. Bila PGF2α yang berlebihan masuk ke dalam sirkulasi, maka dapat timbul gejala- gejala sistemik. 

Konsentrasi PGE2 dan PGF2α endometrium relatif rendah pada fase proliferatif pra- ovulasi, namun akan meningkat selama fase sekresi, mencapai kadar tertingginya selama menstruasi. Kenyataan ini mengisyaratkan bahwa steroid- steroid seks, khususnya progesteron, berperan dalam peninggian kadar prostaglandin yang dapat menyebabkan dismenore. Temuan ini juga konsisten dengan kejadian dismenore yang hampir eksklusif pada siklus- siklus ovulatorik. 

Faktor- faktor biopsikososial yang melibatkan individu ataupun keluarga, atau kedunya, dapat menetukan sifat nyeri dismenore primer. Faktor- faktor ini lebih unik untuk nyeri dismenore dibandingkan nyeri yang berasal dari sumber lainnya. 

2. Dismenore Sekunder 
Endometriosis jaringan endometrium yang membentuk prostaglandin dapat dijumpai pada ovarium, ligamentum sakrouterina, cul-de-sac, atau dimanpun pada peritoneum. Uterus retroversi dapat pula disertai endometriosis. 

Leiomioma(fibroid) merupakan berkas-berkas otot polos yang saling menganyam, yang terbungkus suatu pseudokapsula. Leiomioma sering kali disertai metroragia, dan juga berkaitan dengan produksi prostaglandin yang berlebihan. 

Adenomiosis menjelaskan suatu keadaan endometrium menginvasi miometrium. Mekanisme pasti bagaimana adenomiosis menimbulkan dismenore masih belum jelas. (Mengel MB, 2001)






.