Kementerian Agama melalui Badan Litbang dan Diklat akan menggelar simposium internasional tentang pendidikan Islam bertajuk pemberdayaan madrasah dalam konteks global di Jakarta, 3-5 September 2013. Direncanakan simposium ini akan dibuka oleh Wakil Presiden Boediono.
“Insya Allah dibuka Wakil Presiden Boediono, sudah konfirmasi,” kata Kabalitbang dan Diklat Kementerian Agama Machasin kepada wartawan di Jakarta, didampingi Kepala Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Abdurrahman Mas’ud.
Machasin mengatakan, madrasah di Indonesia telah mengalami perkembangan. Tidak hanya sejajar dengan lembaga pendidikan sekolah pasca keluarnya Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahkan sebagian madrasah sudah berorientasi kepada lembaga pendidikan bertaraf internasional.
Namun Machasin prihatin, madrasah dalam konteks global dikontruksi media massa ‘barat’ sebagai tempat penyemaian radikalisme. “Itu anggapan yang keliru, tidak benar madrasah sarang teroris,” tandas Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini.
Karena kenyataannya, madrasah merupakan lembaga pendidikan yang mengajarkan toleransi, civic education, sains, dan teknologi dan lain-lain. Hal ini dapat dilihat dari kurikulum madrasah yang diarahkan untuk merespon nilai-nilai modernitas dan pergaulan internasional.
Ketika dunia pendidikan dihadapkan kepada permasalahan krisis moral dan akhlak, madrasah sudah sejak awal menjawab permasalahan itu karena kemunculan madrasah sendiri secara inheren memiliki karakter dan identitas keagamaan sehingga madrasah difungsikan sebagai penjaga moral sekaligus pusat pendidikan karakter.
Dengan simposium ini, kata Machasin, diharapkan lembaga pendidikan madrasah semakin berkembang baik dari segi kualitas guru, etos kerja dan fasilitas. Di Indonesia, jumlah madrasah cukup banyak namun komposisinya 90 persen madrasah swasta. Sementara yang berkualitas baik pada umumnya madrasah negeri seperti MAN Insan Cendekia yang sudah ada tiga. “Belum lama ini diluncurkan lagi 16 MAN Insan Cendekia di berbagai provinsi,” imbuhnya.
Ditambahkan, simposium akan dihadiri 130 peserta dan pembicara dari dalam dan luar negeri antara lain, Ahmad Mahmoud Karimah (Mesir), Ronald Lukens Bull (University of North Florida USA), Ali Unsal (Turki), Hasan Madmarn (Thailand).
Sumber : Kemenag