Teknologi pendidikan bukanlah hal baru dalam dunia pendidikan seiring dengan laju dan berkembangnya ilmu pengetahuan serta teknologi. Terkadang berbicara mengenai teknologi yang terbersit dalam pikiran adalah seperangkat komputer, laptop, mobil mewah dll. Seperti suatu hal yang terpisah, pendidikan dalam lingkup sendiri dengan segala kosakata yang ada didalamnya; sekolah, buku, pelajaran, mata kuliah, guru, murid, Disisi lain adalah teknologi dengan seabrek sinonim; mulai dari mesin fax, scanner, komputer, remote controll, televisi, dll.
Seiring dengan kemajuan teknologi yang mengglobal telah terpengaruh dalam segala aspek kehidupan baik dibidang ekonomi, politik, kebudayaan seni dan bahkan di dunia pendidikan.
Pada dasarnya, kehadiran teknologi yang merupakan sistem dengan sengaja diciptakan oleh manusia untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Tujuan tersebut pada intinya mempermudah manusia dalam mengupayakan usaha-usahanya, meningkatkan hasilnya dan menghemat energi serta sumber daya yang ada.
Tujuan utama teknologi pembelajaran adalah untuk memecahkan masalah belajar atau memfasilitasi kegiatan pembelajaran. Teknologi pembelajaran sebagai perangkat lunak yang berbentuk cara-cara yang sistematis dalam memecahkan masalah pembelajaran semakin canggih dan mendapat tempat secara luas dalam dunia pendidikan. Dengan demikian aplikasi praktis teknologi pembelajaran dalam pemecahan masalah belajar mempunyai bentuk kongkrit dengan adanya sumber belajar yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar.
Teknologi dalam pembelajaran telah mengubah wajah pembelajaran yang berbeda dengan proses pembelajaran tradisional yang ditandai dengan interaksi tatap muka antara guru dan siswa baik di kelas maupun di luar kelas.
A. Pengertian Teknologi Pendidikan
Istilah Teknologi Pendidikan berasal dari dua kata, yakni teknologi dan pendidikan. Sebelum membahas teknologi pendidikan terlebih dahulu perlu diketahui pengertian teknologi. Kata Teknologi seringkali oleh masyarakat diartikan sebagai alat elektronik. Tapi oleh ilmuwan dan ahli filsafat ilmu pengetahuan diartikan sebagai pekerjaan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah praktis. Jadi teknologi lebih mengacu pada usaha untuk memecahkan masalah manusia.
Kata teknologi, artinya penanganan sesuatu secara sistematis atau penerapan sain (science) untuk memecahkan masalah. Gentry mengemukakan definisi teknologi sebagai: ”the systemic and systematic aplication of behavior and pysical sciences concepts and other knowledge to the solution of problems”. [1]
Menurut Kamus Besar Bahsa Indonesia teknologi 1. Metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan; 2. Keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yg diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.[2]
Menurut Vaza teknologi adalah sebuah proses yang dilaksanakan dalam upaya mewujudkan sesuatu secara rasional. Vaza menekankan kata rasional dalam pengertian teknologi tersebut. Hal ini untuk membedakan dengan pewujudan sesuatu yang diperoleh secara intuitif, seperti karya seni. Menurut Vaza, teknologi terkait dengan jawaban terhadap pertanyaan ”how”, sedangkan sains terkait dengan jawaban ”why”.[3]
Menurut Simon, teknologi adalah “suatu displin rasional yang dirancang untuk meyakinkan penguasaan dan aplikasi ilmiah” . Menurut (An): “Teknologi tidak perlu menyiratkan penggunaan mesin, akan tetapi lebih banyak penggunaan unsur berpikir dan menggunakan pengetahuan ilmiah” . Menurut Paul Saetiles: “Teknologi selain mengarah pada permesinan, teknologi meliputi proses, sistem, manajemen dan mekanismekendali manusia dan bukan manusia”
Pengertian teknologi dapat dipahami dari berbagai definisi yang didasarkan pada berbagai pendekatan. Salah satu pendekatan ialah mendefinisikan teknologi sebagai suatu produk. Dalam pendekatan teknologi sebagai suatu produk, teknologi antara lain didefinisikan sebagai pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material, dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Sejalan dengan definisi tersebut, beberapa pakar mendefinisikan teknologi sebagai sekumpulan pengetahuan ilmiah, mesin perkakas, dan kemampuan organisasi produksi yang dikelola secara sistematis dan efektif.
Kata teknologi sering dipahami oleh orang awam sebagai sesuatu yang berupa mesin atau hal-hal yang berkaitan dengan permesinan, namun sesungguhnya teknologi pendidikan memiliki makna yang lebih luas, kerena teknologi pendidikan merupakan perpaduan dari unsur manusia, mesin, ide, prosedur, danpengelolaannya. Lebih lanjut pengertian teknologi didefinisikan sebagai penerapan dari ilmu atau pengetahuan lain yang terorganisir ke dalam tugas-tugas praktis.
Istilah pendidikan adalah terjemahan dari perkataan Yunani “paedagogie”. Paedagogie akar katanya adalah “pais” yang artinya anak, dan “again” yang terjemahannya adalah membimbing. Dengan demikian, Paedagogieberarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Orang yang memberikan bimbingan kepada anak disebut paedagoog.
Secara leksikal, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.
Dalam sebuah kamus berjudul Dictionary of Education disebutkan “Education: the aggregate of all the process by means of which a person develops abilities, attitudes, and other forms of behavior of positive value in the society in which he lives.” Definisi tersebut menyatakan bahwa pendidikan adalah kumpulan seluruh proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk lain perilaku bernilai positif dalam masyarakat dimana ia tinggal/hidup.
Rumusan tentang pengertian teknologi pendidikan atau teknologi pembelajaran telah mengalami bebarapa perubahan, sejalan dengan sejarah dan perkembangan dari teknologi pembelajan itu sendiri. Pengertian teknologi pembelajaran berkembang sebagai akibat dari meningkatnya tuntutan terhadap pendidikan yang tidak dapat diselesaikan dengan cara-cara konvensional, dank arena dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang member peluang atau alternative baru. Berikut ini dikemukakan beberapa definisi tentang teknologi pendidikan/pembelajaran.
1. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Teknologi pendidikan diartikan sebagai metode bersistem untuk merencanakan, menggunakan, dan menilai seluruh kegiatan pengajaran dan pembelajaran dengan memperhatikan, baik sumber teknis maupun manusia dan interaksi antara keduanya, sehingga mendapatkan bentuk pendidikan yang lebih efektif.[4]
2. Defunisi Association for Educational ommunication technology (EACT, 1994) atau Asosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan.
“instructional technology is the theory and practice of design, development, utilization, management and evaluation of processes and resources for learning”
Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelaolaan dan evaluasi tentang proses dan sumber untuk belajar.[5]
3. Definisi Silber 1970 “Teknologi Pembelajaran adalah pengembangan (riset, desain, produksi, evaluasi, dukungan-pasokan, pemanfaatan) komponen sistem pembelajaran (pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar) serta pengelolaan usaha pengembangan (organisasi dan personal) secara sistematik, dengan tujuan untuk memecahkan masalah belajar”.[6]
4. Definisi menurut Anglin 1955 “Teknologi pneidikan adalah kombinasi dari pembelajaran, belajar, pengembanagan, pengelolaan dan teknologi lain yang diterapkan untuk memecahkan masalah pendidikan”.[7]
5. Definisi MacKenzie dan Eraut 1971 “Teknologi Pendidikan merupakan studi sistematik mengenai cara bagaimana tujuan pendidikan dapat dicapai”
Definisi sebelumnya meliputi istilah, “mesin”, instrumen” atau “media”, sedangkan dalam definisi MacKenzie dan Eraut ini tidak menyebutkan perangkat lunak maupun perangkat keras, tetapi lebih berorientasi pada proses dalam mencapai tujuan.[8]
6. Menurut Nasution. Teknologi pendidikan adalah pengembangan, penerapan dan penilaian sistemsistem, teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar manusia.[9]
Dengan demikian, secara harfiah Teknologi Pendidikan dapat diartikan penanganan masalah pendidikan secara sistematis atau penerapan sain untuk memecahkan masalah pendidikan.
Permasalahan pendidikan yang mencuat saat ini, meliputi pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, peningkatan mutu atau kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. Permasalahan serius yang masih dirasakan oleh pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi adalah ma-salah kualitas, tentu saja ini dapat dipecahkan melalui pendekatan teknologi pendidikan.
Teknologi dalam pembelajaran telah mengubah wajah pembelajaran yang berbeda dengan proses pembelajaran tradisional yang ditandai dengan interaksi tatap muka antara guru dan siswa baik di kelas maupun di luar kelas sehingga teknologi dalam pembelajaran diartikan sebagai media untuk mendistribusikan pesan, termasuk sistem pos, siaran radio, televisi, telepon, satelit dan jaringan komputer.
B. Manfaat Teknologi Pendidikan
Miarso mengungkapkan bahwa teknologi pendidikan bermanfaat untuk:[10]
1. Meningkatkan produktifitas pendidikan, dengan cara:
a. Mempercepat tahap ajar
b. Membantu guru untuk menggunakan waktunya secara lebih baik
c. Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi sehingga lebih banyak membina dan mengembangkan kegairahan belajar anak.
2. Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual.
3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah.
4. Lebih memantapkan pengajaran
5. Memungkinkan belajar secara seketika.
Teknologi pendidikan secara konseptual dapat berperan untuk membelajarkan manusia dengan mengembangkan atau menggunakan aneka sumber belajar, yang meliputi sumber daya manusia, sumber daya alam dan lingkungan, sumber daya peluang atau kesempatan, serta dengan meningkatkan efektifitas dan efesiensi sumber daya pendidikan.[11]
Perkembangan dunia teknologi yang semakin canggih yang menyediakan segudang ilmu pengetahuan yang baru dan lama. Sehingga pembelajaran di sekolah perlu menggunakan serangkaian peralatan elektronik yang mampu bekerja lebih efektif dan efisien. Namun, peran guru tetap dibutuhkan dikelas, ia sebagai desainer, motivator, pembimbing, dan sebagainya dantentunya sebagai sosok individu harus tetap dihormati.
Walaupun demikian, secanggih apapun alat teknologi yang berkembang saat ini, jika sumber daya manusianya masih gaptek maka alat teknologi tersebut tidak akan mempermudah atau mampu mengatasi permasalahan dalam pembelajaran namun menambah permaslahan dalam pendidikan, dan jika SDMnya siap, maka hasil dari pendidikan akan lebih baik.
C. Sejarah Teknologi Pendidikan dan Peningkatan Profesi Guru
1. Sejarah Teknologi Pendidikan
Sejarah Teknologi PendidikanTeknologi pendidikan pada awal tahun 1920 dipandang sebagai media. Akar terbentuknya pandangan ini terjadi ketika pertama kali diproduksi media pendidikan pada awal abad dua puluhan. Proses pembelajaran tersebut diterapkan media sebuah gambar.[12]Media ini, sebagai media pembelajaran visual yang berupa film, gambar dan tampilan yang mulai ramai pada tahun 1920. Pembelajaran visual terfokus pada media yang digunakan untuk menampilkan sebuah pelajaran. Pandangan ini berlanjut sampai 1950.
Teknologi pendidikan sebagai disiplin ilmu, pada awalnmya berkembang sebagai bidang kajian di Amerika Serikat. Kalau mengacu pada konsep teknologi sebagai cara, maka awal perkembangan teknologi pendidikan dapat dikatakan telah ada sejak awal peradaban. Usaha untuk merumuskan Teknologi pendidikan secara terorganisasi dimulai sejak tahun 1960.
Tahun 1960 Teknologi pendidikan menjadi salah satu kajian yang banyak menjadi perhatian dilingkungan ahli pendidikan, teknologi pendidikan merupakan kelanjutan perkembangan dari kajian-kajian tentnag penggunaan audio visual dan program belajar dalam penyelenggaraan pendidikan.
Di tahun 1963 teknologi pendidikan digambarkan bukan hanya sebagai sebuah media. Hal ini merupakan suatu hal yang berangkat dari pandangan “tradisional” terhadap teknologi pendidikan Perubahan disini yang mencerminkan bahwa, bagaimana lingkungan dan kemajuan zaman dapat mengubah sebuah definisi dan praktek dari teknologi pendidikan.
1970-an yang dikeluarkan oleh Komisi Pengawas Teknologi Pendidikan. Komisi pengawas ini dibentuk dan dibiayai oleh pemerintah Amerika Serikat untuk menguji permasalahan dan manfaat potensial yang berhubungan dengan teknologi pendidikan di sekolah-sekolah. Tahun 1977 Teknologi Pendidikan adalah proses kompleks yang terintegerasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana dan organisasi untuk menganalisa masalah dan merancang. Melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar manusia.
2. Peningkatan Profesi Guru
Peningkatan Profesi Guru Dalam kaitannya dengan pendidikan, bahwa pendidikan nasional dewasa ini sedang dihadapkan pada empat krisis pokok, yang berkaitan dengan kuantitas, relevansi atau efisiensi eksternal, dan manajemen. Lebih lanjut harapan perbaikan pendidikan belum bisa kita rasakan. Terbukti dari hasil komporasi Internasional, Indonesia justru menduduki peringkat yang sangat rendah dan cenderung menurun.Menyadari hal tersebut, Mendiknas telah mencanangkan “Gerakan Peningkatan Mutu Pendidikan” pada tanggal 2 Mei 2002, namun belum menunjukan peningkatan yang berarti dan masih memperihatinkan. Setidaknya ada tiga faktor penyebabnya yaitu;
a) Kebijakan pendidikan tidak dilaksanakan secara merata
b) Adanya birokratik-sentralistik.
c) Peran serta masyarakat masih rendah.
Berkaitan dengan kebijaksanaan pembangunan nasional yang berfokus pada pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), Maka kualifikasi sumberdaya manusia yang perlu dimiliki dan cocok dengan kebutuhan dimasa datang adalah:
1. Sumberdaya manusia yang memiliki sikap mandiri dalam melaksanakan tugas dan kooperatif dalam memberikan kontribusi kepada pencapaian tujuan
2. Menguasai IPTEK yang relevan dengan jenis ragam kondisi fisik sosial ekonomi dan budaya Indonesia, dan cocok dalam menghadapi IPTEK
3. Mampu belajar cepat dan beradaptasi dengan perkembangan IPTEK
4. Profesional sesuai dengan bidang study dan strata pendidikan yang ditekuni ditandai dengan pengetahuan dasar memadai, kemampuan dan keterampilan menangani permasalahan teknis administratif dan bertanggung jawab serta berprilaku sesuai etika standar yang berlaku
5. Komunikatif dalam menyampaikan gagasan dan hasil kerjanya kepada orang lain dalam kaitan hubungan antar sesama, kepada bawahan dan kepada atasan;
6. Inovatif dan kreatif dalam mencari dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan;
7. Kompetitif dalam menghadapi persaingan baik pada tingkat lokal, nasional maupun regional;
8. Berjiwa kewirausahaan sehingga tidak saja mencari kerja tetapi juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan.
Dalam perkembangan yang demikian pesatnya mutu pendidikan menjadi prioritas utama dalam menyimak setiap perubahan, sehingga secara langsung atau tidak langsung profesionalisme guru sedang teruji. Orang bijak menyatakan pendidikan itu adalah perhiasan di waktu senang dan tempat berlindung di waktu susah.
Masalah dalam Teknologi Pendidikan
Dari seluruh bagian dalam teknologi yang telah dipaparkan, tentu saja ada beberapa bagian yang memiliki resiko. Lebih-lebih bila pemanfaatannya tidak mengikuti prinsip dasar penggunaan technologies pendidikan. Misalnya penggunaan multimedian dan internet sebagai media technologies pendidikan, siswa dengan mudah memanfaatkan internet untuk mengumpulkan tugas sekolah, namun bila tanpa diikuti dengan pemahaman dasar bagaimana menggunakan, memasang dan menjelajah di internet yang baik, siswa malah banyak mendapat efek negatifnya.
[1] Gentry, 1991 dalam http://ikadeksuartama.blogspot.com/2011/06/definisi-teknologi-pendidikan.html diakses 29 Maret 2012
[2] Ebta Setiawan, KBBI Offline V.1.1(freeware) 2010.
[4] Ebta Setiawan, Op,Cit..
[5] Barbara B. & Richey, Rita C. Seels. Instructional Technology, The Definition and Domain of the Field. Terj. Dewi Salma Prawiradilaga, R. Raharjo, Yusufhadi Miarso. Jakarta : IPTPI & LPTK. 200. Hlm., 10
[6] Drs. Bambang Warsita, M.P.d. Teknologi Pembelajaran : Landasan dan Aplikasinya, Jakarta : Rineka Cipta, 2008. Hlm. 15
[7] Ibid., hlm. 16
[8] http://www.infodiknas.com/109definisi-teknologi-pembelajaran-tahun-1994-2/ diakses 29 Maret 2012
[9] Kusen, M.Pd. Teknologi Pendidikan. Curup ; LP2 STAIN Curup. 2010. Hlm., 5
[11]Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media. 2004. Hlm., 701
[12] Desi Salama Prawiradilaga. Mozaik Teknologi Pendidikan, UNJ, Jakarata. 2008 hlm. 5