Cara Kuliah Di Luar Negeri Tanpa Beasiswa
By Admin | Saturday, May 11th, 2013n | in Tips & Trick | 992 Viewskuliah di luar negeri? Pasti banyak sekali anak sekolah dan mahasiswa yang punya impian seperti ini. Alasannya beragam. Ada yang inign mencari tantangan baru, ada yang ingin belajar di universitas terbaik, dan lain sebagainya.
Tapi, sebagian besar dari kita kadang sudah mundur duluan saat mendengar kata luar negeri. Alasan klasiknya ada dua : nggak ada duit atau beasiswa dan nggak pinter-pinter amat. Kedua hal tersebut adalah alasan yang paling popular yang membuat kita nggak pede sekolah di luar negeri. Padahal, kalau kita telusuri lebih dalam lagi, ketidak PDan kita datang karena kurangnya data dan informasi. Nah, Gimana supaya pede?
Kali ini studyinjogja akan berbagi tips untuk bisa kuliah di luar negeri TANPA beasiswa. Setidaknya untuk persiapan buat kamu yang ingin kuliah di luar negeri. Untuk posting yang ini, kita mau bahas gimana caranya kuliah d luar negeri, tapi nggak pake beasiswa. Bukannya kita meremehkan fungsi beasiswa itu sendiri. Tetapi, mari kita berfikir out of the box sejenak dari pikiran ‘kuliah diluar negeri harus pakai beasiswa’.
Kalau anda mempunyai jiwa seorang pebisnis, pasti anda akan merasa tertantang dan bisa melihat lebih jauh apa yang akan kita paparkan ini. Pebisnis itu butuh tantangan dan tekanan. Pebisnis itu butuh kondisi-kondisi kepepet untuk tumbuh.
Baik, sebelum kita bahas tentang gimana caranya kuliah di luar negeri tanpa beasiswa, kita bahas dulu tentang paradigm beasiswa itu sendiri.
Fokuslah untuk bisa diterima di sekolah yang baik, bukan mendapatkan beasiswa.
Prinsip utama dalam merencanakan sekolah di luar negeri adalah fokuslah untuk bisa diterima di sekolah yang baik, BUKAN mendapatkan beasiswa.
Banyak sekali orang yang lupa bahwa dalam proses persiapan sekolah di luar negeri, tujuan utama seharusnya bisa bersekolah di sekolah yang sebaik mungkin. Beasiswa hanyalah salah satu alat yang memungkinkan kita sekolah.
Fokus untuk mendapatkan beasiswa bisa berbahaya. Kenapa? Karena, kalau kita fokus pada beasiswa, kita jadi mengkompromikan kualitas pendidikan tempat kita kuliah nanti. Kita mau saja untuk memilih kampus yang kualitasnya buruk karena himbauan atau bahkan larangan si pemberi beasiswa. Kemudian, aturan-aturan yang ada di pihak si pemberi beasiswa juga terkadang banyak yang berseberangan dengan apa yang ada di kampus tempat kita akan kuliah.
Nah, kalau anda sudah paham paradigma tentang beasiswa, mari kita bahas cara membiayai kuliah di luar negeri tanpa beasiswa.
Ada tiga jurus kuliah di luar negeri nggak pakai beasiswa.
1. Pinjaman (student loan)
Kalau anda pernah membaca buku Mimpi Sejuta Dollar karya Merry Riana, anda akan tahu bagaimana Merry Riana bisa kuliah di NTU, Singapura. Ia membiayai kuliahnya dengan menggunakan pinjaman dari pemerintah Singapura. Dan, saat lulus kuliah, ia memiliki kewajiban sebesarRp 200 juta yang harus dilunasi.
Darisitulah, ia kepepet.Dari kondisi kepepet tersebut, ia terus memutar otak, mencari cara untuk bisa melunasi hutangnya itu. Ia yakin, ia percaya, kalau dirinya bisa melunasi hutang sebesar itu, kedepannya ia akan jadi orang yang kreatif dalam mencari penghasilan.
FYI, anda bisa mengambil pinjaman yang periode cicilannya biasanya baru dimulai saat si peminjam sudah lulus dan bekerja, dan baru diharapkan lunas 10-20 tahun kemudian. Nggak semua orang yang kuliah di luar negeri tanpa beasiswa itu kaya raya. Mahasiswa asal Cina, India, dan Amerika Serikat sendiri berani mengambil pinjaman karena mereka tahu penghasilan mereka setelah lulus akan bisa meningkat signifikan. Anehnya, banyak calon mahasiswa Indonesia yang hanya berani menunggu beasiswa, entah sampai kapan, untuk mau kuliah. Padahal, orang-orang yang sama ini berani mengambil pinjaman untuk membeli harta seperti rumah atau mobil yang tidak akan meningkatkan potensi pendapatan mereka.
2. Donatur individu
Anda bisa mendekati donatur individu yang potensial, misalnya alumni asal Indonesia dari sekolah yang ia tuju. Anda bisa melakukan kampanye pengumpulan sumbangan dari masyarakat luas. Banyak sekali orang-orang yang mengumpulkan sumbangan agar bisa kuliah. Mereka sukses membiayai sekolahnya, dan setiap semester mereka memberikan laporan dan ucapan terima kasih bagi para donatur.
Kalai anda tahu, belum banyak orang Indonesia yang diterima di universitas-universitas terbaik dunia. So, kalau anda sampai diterima, percayalah, orang-orang akan bangga dan senang untuk membantu biaya kuliah anda.
3. Kerja paruh waktu
Anda bisa bekerja di sekolahnya sendiri misalnya sebagai teaching fellow, teaching assistant, researcher, assistant librarian, dan support assistant. Anda juga bisa bekerja di luar kampus. Misalnya sebagai penulis, penerjemah, tutor, researcher, bahkan profesi-profesi seperti pelayan, penjaga toko, pencuci piring. Itu bisa jadi pengalaman yang sangat menarik buat Anda. Kuliah diluar negeri, pernah jadi pencuci piring di Texas, keren kan dengernya? Hehehe.
Banyak lho orang yang bisa berhasil di luar negeri yang tadinya profesinya sebagai pencuci piring. Salah satunya Rudi Suparto, pria kelahiran Surabaya, Jawa Timur, yang punya usaha dan tinggal di Las Vegas, Amerika Serikat. Rudi adalah pemilik Wok Express, restoran cepat saji, yang terletak di jalan utama kawasan kasino, Las Vegas.
Bagi Rudi hidup di AS bukan hal mudah. Saat menginjak di negara itu pada 2005, mantan sales manajer ini tak bisa berbahasa Inggris. Akibatnya ia hanya bekerja sebagai tukang cuci piring. “Sedih sekali,” katanya.
Namun, kondisi seperti itu tak membuat Rudi sedih. Hal itu justru dijadikan pelajaran. Hasilnya ia tahu cara memasak dan seluk beluk restoran. Dan berdirilah Wok Express.
Membiayai sekolah sendiri di luar negeri tanpa beasiswa memang repot: menyita energi, waktu, dan pikiran. Yah. Banyak sekali cara untuk membiayai kuliah di luar negeri, tinggal tergantung usaha kita, tergantung cara pandang kita.