Wapcyber4rt™ —Tren kejahatan cyber terus meningkat. Survei yang dilakukan oleh Norton Cybercrime 2012 di 24 negara menunjukkan 556 juta orang menjadi korban kejahatan cyber setiap tahunnya. Jika dirata-rata, ada 1,5 juta korban per hari atau 18 korban per detik. Dari jumlah itu, kebanyakan korban dari kalangan dewasa.

Consumer Sales Manager Norton Indonesia, Rita Nurtika, mengatakan kejahatan cyber ini terdiri dari serangan malware, virus, hacking, penipuan, dan pencurian data. Kerugian dari kejahatan cyber di seluruh dunia cukup besar, yaitu sekitar US$110 miliar pertahun dan US$197 per kejahatan. Dia menambahkan, tren kejahatan cyber juga mulai beralih ke para pengguna perangkat mobile, seperti smartphone, tablet, notebook, dan lain-lain. Namun, untuk serangan di PC juga harus tetap diwaspadai.
"Makin berkembangnya teknologi mobile, maka akan makin berkembang kejahatan cyber," kata Rita Nurtika, saat ditemui diacara Media Workshop Norton 360 Multi Device, di fX lifestyle X'nter, Jakarta, 14 November 2012.
Menurut Rita, kebiasaan pengguna untuk menjaga keamanan di perangkat mobile masih rendah. Dari 13,018 responden yang berumur 18-64 tahun terungkap sejumlah penyebab perangkat mobile ini. Sekitar 44 persen karena kehilangan perangkat mobile, 67 persen tidak menggunakan perangkat keamananan di perangkat mobile, dan 44 persen tidak menyadari kalau perangkat keamanan sangat penting untuk mencegah kejahatan cyber.
Selain itu, tambah Rita, pencegahan yang dilakukan juga sangat minim. Sebanyak 89 persen pengguna mengatasi serangan dengan langsung menghapus link atau SMS yang berasal dari orang yang tidak dikenal; 83 persen pengguna menggunakan perangkat antivirus yang paling dasar, bukan yang dibuat khusus untuk perangkat mobile; serta 83 persen pengguna melakukan konfirmasi terhadap link atau SMS yang diterima.
Menurut Rita Nurtika, untuk mencegah kejahatan cyber, para pengguna perangkat mobile wajib menggunaan password yang unik. "Ada tiga akun yang benar-benar harus dijaga passwordnya, yaitu email, jejaring sosial, dan akun bank," ujarnya. Selain itu, pengguna harus menggunakan perangkat antivirus yang update, membuat password serumit mungkin, selalu periksa tagihan kartu kredit dari transaksi yang dilakukan, dan yang terpenting jangan membuka link yang pengirimnya tidak jelas.
TEKNOLOGI
Sekitar 556 juta orang menjadi korban kejahatan cyber setiap tahunnya.
Consumer Sales Manager Norton Indonesia, Rita Nurtika, mengatakan kejahatan cyber ini terdiri dari serangan malware, virus, hacking, penipuan, dan pencurian data. Kerugian dari kejahatan cyber di seluruh dunia cukup besar, yaitu sekitar US$110 miliar pertahun dan US$197 per kejahatan. Dia menambahkan, tren kejahatan cyber juga mulai beralih ke para pengguna perangkat mobile, seperti smartphone, tablet, notebook, dan lain-lain. Namun, untuk serangan di PC juga harus tetap diwaspadai.
"Makin berkembangnya teknologi mobile, maka akan makin berkembang kejahatan cyber," kata Rita Nurtika, saat ditemui diacara Media Workshop Norton 360 Multi Device, di fX lifestyle X'nter, Jakarta, 14 November 2012.
Menurut Rita, kebiasaan pengguna untuk menjaga keamanan di perangkat mobile masih rendah. Dari 13,018 responden yang berumur 18-64 tahun terungkap sejumlah penyebab perangkat mobile ini. Sekitar 44 persen karena kehilangan perangkat mobile, 67 persen tidak menggunakan perangkat keamananan di perangkat mobile, dan 44 persen tidak menyadari kalau perangkat keamanan sangat penting untuk mencegah kejahatan cyber.
Selain itu, tambah Rita, pencegahan yang dilakukan juga sangat minim. Sebanyak 89 persen pengguna mengatasi serangan dengan langsung menghapus link atau SMS yang berasal dari orang yang tidak dikenal; 83 persen pengguna menggunakan perangkat antivirus yang paling dasar, bukan yang dibuat khusus untuk perangkat mobile; serta 83 persen pengguna melakukan konfirmasi terhadap link atau SMS yang diterima.
Menurut Rita Nurtika, untuk mencegah kejahatan cyber, para pengguna perangkat mobile wajib menggunaan password yang unik. "Ada tiga akun yang benar-benar harus dijaga passwordnya, yaitu email, jejaring sosial, dan akun bank," ujarnya. Selain itu, pengguna harus menggunakan perangkat antivirus yang update, membuat password serumit mungkin, selalu periksa tagihan kartu kredit dari transaksi yang dilakukan, dan yang terpenting jangan membuka link yang pengirimnya tidak jelas.