Mendengarkan Gemericik Air dan Sejuknya Kawasan Krawak Tuban

blogger templates

Krawak adalah merupakan salah satu objek wisata yang berupa sungai dengan yang sangat jernih dengan sumber mata air yang begitu jernih dan bermunculan di bebatuan pinggir sungai. Jika Anda kesana pasti Anda tidak akan tahan untuk tidak bermandiria. Selain itu letaknya yang juga setratigis yang terletak di tengah hutan jati. Disana Anda dapat beristirahat dengan tenang karena letaknya yang jauh dari pemukiman penduduk. Disana Anda dapat menikmati segarnya udara hutan tuban dengan diiringi nyanyian burung yang berkicau dengan merdunya. Saya rasa objek wisata yang satu ini sangat cocok untuk dikunjungi terutama para kawula muda yang sedang menjalin asmara.



Sejuknya udara pegunungan dan rindangnya hutan hujan tropis selalu menjadi pilihan terbaik menghilangkan stress dan kepenatan. Tak mengherankan jika kemudian pegunungan tumbuh pesat menjadi tempat tujuan wisata, sehingga tak jarang justru menimbulkan ketidak nyamanan lantaran padatnya arus kunjungan wisata di tempat-tempat tersebut. 

Selain itu untuk menikmati segala fasilitas di tempat-tempat yang telah disulap menjadi obyek wisata semisal Batu, Malang, Pandaan, Bromo dan daerah pegunungan lainnya tersebut juga membutuhkan ongkos yang tidak sedikit. Karena itulah tidak salah jika Anda mencoba memilih tempat-tempat yang relative masih belum tersentuh komersialisasi sebagai tujuan berlibur Anda kali ini. Di Tuban sendiri banyak tempat-tempat yang bisa dijadikan tujuan wisata mengisi liburan sekalian menghilangkan kepenatan akibat rutinitas harian. 

Kali Lohgung di Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan ini salah satunya. Jernihnya air sungai yang jauh dari pencemaran industry dapat memulihkan energy yang terkuras akibat perjalanan atau rutinitas harian Anda. Dasar sungai yang bersumber dari Krawak, Desa Guwoterus, Kecamatan Montong ini agak dangkal. Dasar terdalam hanya sebatas dada orang dewasa. Selebihnya hanya sampai lutut, sehingga memungkinkan Anda berendam sepuasnya bersama anak-anak balita sekalipun, tanpa harus khawatir keamanannya. 

Jika Anda khawatir, di tempat ini sudah tersedia persewaan pelampung berupa ban dalam mobil. Ongkos sewanya pun relative murah. Hanya dengan Rp 3000, Anda sudah bisa menggunakan ban pelampung itu seharian penuh, jika Anda mau. Tetapi jika Anda merasa risih dengan truk-truk, mobil pick-up dan motor yang turut serta masuk ke dalam sungai, Anda bisa kok hanya duduk-duduk di kedai yang ada di tempiannya. Sungai ini memang tidak ditetapkan sebagai tempat wisata. Jadi para pengunjung harus rela berbagi dengan penduduk setempat yang memanfaatkan sungai ini sebagai MCK dan tempat pencucian kendaraan.

Tetapi memang sayang jika tidak menikmati sejuknya air sungai yang jernih bak kaca itu, meski sekedar cuci muka. Tempat itu akan lebih bagus jika dibangun fasilitas yang memadai, sehingga akan lebih banyak menarik pengunjung. Saat ini Kali Lohgung memang nyaris tak tersentuh perubahan. Selain kedai milik Balail yang berdiri di atas tebing persis di sisi sungai, tak ada bangunan lainnya. Kedai ini pun terkesan dibangun apa adanya, semi permanen. Hanya berupa gubuk tanpa dinding dengan tiang bambu dan atap daun aren (sirap). Bambu kuning tumbuh memenuhi seluruh area kedai, berbaur tanaman pokok hutan yang masuk kawasan Perhutani KPH Parengan ini. 

Sayangnya, Balail tidak banyak menyediakan menu makanan dan minuman. Selain kopi dan es buah instans, tidak ada lagi minuman yang bisa dipesan. Makanannya pun hanya makanan ringan kemasan pabrik. Kalau Anda kebetulan lapar, hanya mie instan rebus lauk telur ceplok yang bisa Anda santap. 

Balail sendiri mengaku tidak berhasrat menambah menu minuman dan makanannya. Sebab kedainya itu hanya menjaring para pengguna jalan Montong-Parengan yang kebetulan ingin rehat sejenak melepas lelah. Pengunjung yang benar-benar bertujuan hendak berwisata kebanyakan memilih Air Terjun Nglirip yang hanya berjarak 1 Km dari rest area ini. “ Setelah ke Nglirip biasanya mampir ke sini. Mandi. Kalau di Nglirip kan tidak boleh mandi karena berbahaya. Kadang ya nggak singgah ke kedai, hanya mandi saja,” kata Balail.







.