Tiap-tiap golongan manusia yang ada di dunia ini, baik sebagai warga dari suatu negara atau bangsa maupun sebagai penganut dari suatu agama masing-masing mempunyai hari raya tertentu yang dianggap suci dan mulia, yang tidak dilewatkan begitu saja tanpa disertai dengan suatu upacara perayaan (peringatan) meskipun hanya secara sederhana saja.
Hari-hari suci bagi umat Hindu, ialah suatu hari yang dipandang (dianggap) suci. Karena pada hari-hari itu umat Hindu wajib melakukan pemujaan terhadap Hyang Widhi Wasa beserta segala manifestasinya. Hari-hari suci pada hakekatnya merupakan hari-hari payogaan Hyang Widhi dengan segala manifestasinya oleh karena itu pada hari-hari tersebut merupakan hari-hari yang baik untuk melakukan yadnya. Yadnya ini dilakukan oleh umat manusia sebagai penghormatan dan pemujaan terhadap Hyang Widhi atas segala cinta kasih-Nya yang tidak terbatas yang telah dilimpahkan-Nya dan atas sinar suci-Nya yang telah menyinari budhi manusia serta atas segala karunia dan berkah atau rahmatnya kepada semua kehidupan di dunia ini karena itu seluruh umat manusia haruslah astiti bakti kepada Hyang Widhi dengan mengadakan widhi-widhana pada tiap-tiap hari suci itu sebagai pernyataan rasa syukur dan terima kasih manusia kepada-Nya. Disamping itu yadnya (pemujaan) yang dilakukan pada hari-hari suci juga dimaksudkan untuk memenuhi sabda suci Hyang Widhi, demi untuk tercapainya kerahayuan dan kesejahteraan bhuana Alit dan bhuana Agung di dalam Sundarigama. Ada disebutkan bahwa sabda Hyang Widhi kepada semua orang-orang suci demi kesejahtraan jagat raya, agar menyampaikan pewarah-warah yang diterimanya kepada siapa saja yang memegang tampuk kekuasaan tertinggi di dunia agar pemegang kekuasaan tersebut bersama-sama dengan bawahan dan rakyatnya menerima titah Hyang Widhi untuk mengadakan widhi widhana pada hari-hari suci yang telah ditentukan itu. Mengapa pewarah-pewarah itu harus disampaikan kepada para penguasa dunia. Hari-hari suci bagi umat Hindu, jumlahnya cukup banyak dan maknanya pun ada bermacam-macam. Ada hari-hari suci yang dirayakan bersama oleh seluruh umat. Hari ini disebut hari raya bhumi dan ada pula hari-hari suci yang dirayakan hanya oleh beberapa keluarga pada hari-hari tertentu.
Diantara sekian banyak hari-hari suci yang dimaksudkan ada beberapa hari raya yang terpenting dan menonjol, demikian pula perayaannya dilakukan oleh umat bersama dan serentak pula dengan segala tata upacaranya yang sesuai dengan desa kala patra. Perayaan itu dilakukan dengan penuh kehidmatan dan kesungguhan sikap bathin sebagai landasan dan perwujudan sembah bhakti skala terhadap Hyang Widhi dengan segala manifestasinya adapun hari-hari suci yang dimaksudkan adalah Nyepi (Tahun baru) Çiwaratri, Saraswati, Galungan, Kuningan, Pagerwesi dan Purnama / Tilem.
Diantara hari raya yang dimaksud di atas yang ingin saya ketahui adalah hari raya Saraswati. Hari raya Saraswati adalah hari raya untuk memuja Hyang Widhi dalam manifestasinya dan kekuatannya menciptakan ilmu pengetahuan dan ilmu kesucian. Hari raya Saraswati merupakan piodalan Sang Hyang Aji Saraswati atau turunnya weda yang dirayakan setiap hari Sabtu Umanis Watugunung yang jatuhnya setiap 210 hari sekali. Kekuatan Hyang Widhi dalam manifestasinya menurunkan ilmu pengetahuan dilambangkan dengan seorang dewi. Dewi Saraswati merupakan dewi ilmu pengetahuan suci. Karena itu bagi para arif bijaksana, pelajar dan kaum cendikiawan, Saraswati ini merupakan hari penting untuk memuja kebesaran Hyang Widhi atas segala ilmu pengetahuan suci yang dianugrahkan itu.
Dewi Saraswati merupakan sakti Brahma yang mempunyai kekuatan yang luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan inilah timbul ciptaan-ciptaan baru yang ada di dunia, tanpa ilmu pengetahuan manusia tidak mungkin dapat menciptakan yang baru. Dewi Saraswati dilukiskan sangat cantik dan bertangan empat yang masing-masing memegang genitri, kropak, wina dan teratai serta didekatnya terdapat burung merak dan angsa..
Semua lukisan (lambang) di atas merupakan suatu simbol yang masing-masing berarti :
A. Dewi (wanita cantik) ialah sebagai lambang bahwa sifat dari ilmu pengetahuan itu sangat mulia, lembah lembut, indah dan menarik.
B. Genitri, ialah lambang dari sifat kekekalan ilmu pengetahuan itu tidak terbatas dan tidak akan ada akhirnya serta tidak akan habis untuk dipelajari.
C. Kropak ialah lambang dari sumber ilmu pengetahuan.
D. Wina, ialah lambang bahwa ilmu pengetahuan itu sangat mempengaruhi rasa yang sangat tulus.
E. Teratai melambangkan kesucian Hyang Widhi dan merupakan simbul dari ilmu pengetahuan itu sangat suci.
F. Merak, ialah lambang sifat ilmu pengetahuan itu memberikan suatu kewibawaan kepada orang yang telah menguasainya.
G. Angsa ialah melambangkan bahwa ilmu pengetahuan itu sangat bijaksana untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk.
Pada hari Saraswati ini diadakan persembahyangan bersama para bijaksana biasanya melakukan tapa, brata, yoga dan samadhi, yang kadang-kadang dilengkapi dengan mona brata, yaitu tidak berbicara. Sedangkan di malam harinya diadakan malam sastra dan seni. Hal ini bertujuan untuk menghormati dan mengagungkan Hyang Widhi dan memohon anugrahnya, serta meneliti dan mengkaji secara teliti sejauh mana kita mampu menjalankan ajaran suci dan ilmu pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari