Teknik-teknik Pengobatan Dismenore (Nyeri Haid)

blogger templates


Manajemen nyeri dapat melalui 2 cara yaitu teknik farmakologis dan teknik non farmakologis. 

1. Teknik Farmakologis 
1.1. Dismenore Primer 
NSAID(obat anti peradangan bukan steroid) yang menghambat produksi dan kerja prostaglandin. Obat itu termasuk aspirin, formula ibuprofen dan naprokson. (www.ipin4u.esmartstudent.com. 2008). 

1.2. Dismenore Sekunder 
Pengobatan berdasarkan penyebab yaitu dengan pengobatan displasia servikal, evaluasi bedah dan pengobatan (harus difikirkan), laparoskopi dengan fulgurasi atau eksisi endometriosis, neurektomi prasakral (nyeri garis tengah) serta histerektomi (usaha terakhir). (Scoot JR,...(et al.), 1998) 



2.Teknik Non Farmakologis 
2.1. Rileksasi 
Dalam kondisi rileks tubuh akan menghentikan produksi hormon adrenalin dan semua hormon yang diperlukan saat kita stres, karena hormon seks estrogen dan progesteron serta hormon stres adrenalin diproduksi dari blok bangunan kimiawi yang sama. Ketika kita mengurangi stres. Kita juga telah mengurangi produksi kedua hormon tersebut. Sehingga rileksasi dapat memberikan kesempatan bagi tubuh untuk memproduksi hormon yang penting untuk mendapatkan haid yang bebas dari nyeri. (Arifin S, 2008). 

2.2. Hipnoterapi 
Salah satu metode hipnoterapi adalah merubah pola pikir dari yang negatif ke positif. Pendekatan yang umumnya dilakukan adalah memunculakn pikiran bawah sadar agar latar belakang permasalahan dapat diketahui dengan tepat. (Arifin S, 2008). 

2.3. Alternatif Pengobatan 
Berikut ini adalah alternatif pengobatan untuk mengantisipasi dan mengurangi dismenore adalah dengan kompresan panas pada bagian yang terasa sakit. Suhu panas diketahui bisa meminimalkan ketegangan otot. Akibatnya setelah otot rileks, nyeripun akan berangsur hilang. Melakukan pijatan lembut pada bagian tubuh yang terasa pegal, sakit atau tegang. Dan menghindari mengenakan pakaian yang ketat menjelang atau selama haid (www.rileks.com, 2008). Coba tidur terlentang dengan kaki lutut diganjal dengan bantal. Serta melakukan olahraga ringan seperti senam, jalan kaki, atau bersepeda pada saat sebelum dan selama haid, hal tersebut dapat membuat aliran darah pada otot sekitar rahim menjadi lancar (Wijayausuma H, 2008)







.