Suasana Mesir genting, Golkar minta keselamatan WNI diprioritaskan

blogger templates
WapCyber4rt ™      —  Partai Golkar meminta Pemerintah mempersiapkan memperhatikan keselamatan dan kemungkinan langkah-langkah evakuasi bagi Warga Negara Indonesia yang berada di Mesir, seiring semakin gentingnya negara tersebut.
Diketahui, pada hari ini Kepala militer Mesir, Abdel Fattah el-Sisi menegaskan jika dirinya tidak akan menahan pasukannya untuk berkonfrontasi dengan siapapun yang ingin menghancurkan Mesir dari kalangan Ikhwanul Muslimin pendukung Presiden Mesir, Mohamed Morsi.
Baca juga: Mesir terus memburuk, Dubes RI mendata WNI untuk diungsikan dan Partai Golkar akui anggaran pengurus daerah macet
Kader Golkar Nusron Wahid mengaku mengkhawatirkan kondisi WNI yang sebagian besar adalah pelajar.
“Saya cukup khawatir dengan kondisi pelajar Indonesia di sana. Bentrok tidak terjadi antara sipil tapi sudah melibatkan tentara secara aktif yang menggunakan senjata api.” Ujarnya kepada LICOM, di Jakarta, Selasa (20/8/13).
Kondisi Mesir saat ini, lanjut ketua Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) tersebut, sudah lebih mirip Suriah. Pemerintah harus memikirkan evakuasi untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Dalam drama politik panjang di Mesir yang berakhir dengan penggulingan Presiden Mesir, Mohamed Morsi dari Ikhwanul Muslimin hingga kemarin (19/8) Kementerian Kesehatan Mesir melansir lebih dari 638 orang meninggal dunia dalam bentrokan di Kairo, sementara delapan lainnya di Alexandria.
Kebanyakan korban tewas terjadi saat bentrokan antara pendukung dan penentang Morsi atau biasa disebut Tamarod. Ini adalah bentrokan terbesar yang terjadi pasca penggulingan Presiden Mursi pada 3 Juli.
Di samping angka kematian, tercatat sedikitnya 4.200 korban luka akibat bentrokan di kedua kota tersebut. Bentrok paling berdarah terjadi antar kubu pendukung Mursi dan angkatan militer. Tak hanya mengakibatkan korban sipil, tiga jurnalis ikut meregang nyawa.
Morsi sendiri bersama para ajudannya kini jadi tahanan rumah. Mesir usai penggulingan Morsi, saat ini dikuasai militer. Sebelumnya, mereka sudah mengultimatum kepada Morsi agar memenuhi tuntutan rakyat Mesir dalam tempo 48 jam yang berakhir Rabu, 26 Juni. Morsi mengabaikan ultimatum, dan akhirnya militer pun bertindak.
Sampai saat ini Kementerian Luar Negeri menyatakan tak ada WNI yang menjadi korban kerusuhan di Mesir. Pihak KBRI di Kairo telah menyiagakan sejumlah petugas menjaga layanan pengaduan 24 jam guna menanggapi pengaduan WNI di Mesir.
Jumlah WNI di Mesir berkisar 5.000 orang, sebagian besar adalah pelajar. Selain di kota Kairo, mahasiswa Indonesia juga tersebar di beberapa provinsi seperti Mansoura, Tanta, Tafahna, Zakazik dan Iskandariyah










.