Madrasah adalah tempat dimana seseorang menimba ilmu didalamnya, baik itu ilmu yang bersifat dunia atau pun ilmu agama. Sedangkan Rumah Tahanan adalah tempat dimana seseorang ditahan untuk dimintai keterangan untuk dijadikan tersangka pada suatu kasus tertentu. Bagi orang beriman apabila dia diuji dengan ditangkap dan dimasukkan dalam rumah tahanan karena keimanannya maka baginya rumah tahanan adalah tempat belajar yang paling berharga, didalam-nya terkandung hikmah yang luar biasa tidak akan bisa merasakan kecuali mengalaminya dan tidak pula bisa ditulis dengan kata-kata. Bagi orang–orang beriman ujian adalah bagian dari kehidu-pannya didunia, baik itu ujian yang berupa kebaikan maupun keburukan. Alloh Ta’ala berfirman :
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji dan mencoba kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai batu ujian, dan hanya kepada Kami kamu dikembalikan" (QS.Al-Anbiya:35)
Bagi orang-orang beriman ujian itu adalah kasih sayang Alloh terhadapnya yang dengan ujian itu akan menghapus dosa atau akan meninggikan derajatnya, dia tidak peduli apakah ujian itu menyenangkan atau menyakitkan, baginya semua itu adalah kebaikan yang merupakan sarana untuk lebih dekat kepada Alloh sang pencipta yang maha berkehendak. Bukankah Rosululloh Sholallahu ‘alaihi Wasalam telah bersabda:
“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin itu. Seluruh perkara dalam hidupnya adalah baik baginya, dan hal itu tidak akan terjadi kecuali bagi orang beriman. Jika mendapatkan kelapangan ia bersyukur, sungguh itu baik baginya. Dan apabila mendapatkan kesulitan maka ia bersabar, hal itu juga baik baginya” (HR.Muslim)
Ujian ditangkap penguasa dzalim kemudian dijebloskan kedalam rumah tahanan selanjutnya diajukan ke pengadilan, adalah suatu yang menyakitkan. Tetapi dibalik itu bagi seorang mukmin sejati tahanan menjadi tempat yang penuh kenikmatan, didalam tahanan ia dapat lebih dekat dengan kholiqnya karena didalamnya ia dapat mencurahkan segala pikiran, tenaga dan waktunya hanya untuk memperkuat hubungan dengan sang pencipta, pembuat jalan kehidupan setiap hamba, Alloh Azza Wa Jalla. Dan sungguh tidak ada kenikmatan yang lebih nikmat dalam kehidupan didunia ini kecuali pada saat kita dekat yang Maha segalanya.
Dari dalam tahanan ini ia renungi jalan kehidupan yang penuh hikmah, ia renungi jalan kehidupann yang telah dilalui dengan penuh syukur kepada Alloh. Kejadian yang baru saja menimpanya ia gali hikmah apa yang terkandung didalamnya ? Ditangkap polisi kemudian ditahan pun ia bersyukur , ” Segala puji bagi Alloh yang masih memberi kesempatan bagi hamba untuk memperbaiki amal dengan mendatangkan polisi untuk menangkap dan menahan hamba sebelum mendatangkan malaikat maut yang akan memberhentikan amal setiap hamba.”
Subhanalloh, ditangkap polisi tetap bersyukur ! bagi orang beriman ditangkap polisi tanpa surat penangkapan yang datang tanpa diundang dan tidak mengenal waktu,kemudian dimasukkan kedalam mobil dengan kaca gelap,sementara ia bisa melihat anak dan istrinya dari dalam mobil akan tetapi mereka tidak bisa melihat dan bicara karena terhalang dinding kaca yang dibuat penguasa,adalah ibarat dicabutnya ruh dari jasad. Bukankah orang yang dicabut ruhnya juga masih bisa melihat jasadnya tetapi tidak bisa berkomunikasi dengan keluarganya ? Diriwayat-kan dari Amr bin Dinar, ia mengatakan, ”tidaklah seseorang mati melainkan rohnya ditangan malaikat. Ia memandangi jasadnya bagaimana dimandikan, dikafani, diusung lalu dimasukkan keda-lam kuburnya.”
Maha suci Alloh yang telah memberi gambaran akan suatu kematian, kematian yang pasti datang kepada setiap orang tanpa mengenal umur, tempat maupun waktu. Segala puji bagi-Nya yang masih mengingatkan hamba-Nya dengan fitnah tahanan sebagai tanda kasih sayang-Nya. Begitu sayang-Nya Alloh pada hamba-Nya dengan masih memberi kesempatan untuk hidup sehingga insya Alloh dapat meningkatkan serta memperbaiki amal-amal di kemudian hari.
Penangkapan yang datang tanpa diundang dan tidak mengenal waktu ibarat dicabutnya roh dari jasad maka dimasukkan kedalam kamar tahanan sendirian tanpa teman kecuali angin malam baginya adalah ibarat dimasukkan keliang kubur.Dijemput polisi berseragam diruang tahanan kemudian ditanya penyidik baginya ibarat ditanya Munkar dan Nankir, menunggu proses pengadilan ibarat menunggu datangnya hari perhitungan amal baik dan buruk di Padang Makhyar.Bukankah semua ini menggambarkan proses kehidupan akhirat setelah kematian ?
Penangkapan yang berujung dimasukkan kerumah taha-nan adalah ibarat kematian kecil. Saat seorang ayah menjalani hari-hari dalam rumah tahanan ketika itu pula anak-anaknya, berlatih menjadi yatim untuk sementara waktu. Begitu pula istrinya harus berlatih menjadi janda dan bertanggung jawab terhadap anak-anaknya untuk sementara waktu. Bagi orang beriman menjalani hari-hari di rumah tahanan adalah ibarat melatih anak dan istri untuk mandiri sebelum ditinggal untuk selamanya. Sungguh bagi seorang beriman bagaimanapun sakitnya penderitaan yang dialaminya, akan selalu dikembalikan pada Alloh Ta’ala, apa yang menimpa dirinya diterima sebagai sebuah taqdir. Penangkapan atau lebih tepat kalau disebut penculikan oleh penguasa dzalim terhadap orang-orang beriman adalah suatu hal yang biasa yang telah ada sejak zaman para Nabi dan Rosullulloh. Kalau kita menengok kehidupan para Nabi dan Rasullulloh mereka adalah manusia-manusia pilihan dan, Merekalah yang paling mulia di sisi Pencipta serta paling dicintai oleh Alloh Ta’ala. Meski begitu, Nabi Ibrahim As ditangkap dan dilempar ke dalam api, Nabi Yusuf As difitnah dan dimasukkan dalam penjara, Nabi Yahya As karena menyerukan kebenaran dipenggal kepalanya, begitu juga Nabi Zakaria As yang di gergaji tubuhnya, mereka semua ditangkap oleh penguasa-penguasa pada zamannya. Semua itu bukan atas kesalahan-kesalahan yang mereka perbuat tetapi Alloh akan meninggikan derajatnya melalui ujian yang diterimanya. Sekiranya Nabi Yusuf As tidak kuat atas bujukan wanita nan jelita untuk menuruti nafsunya kemudian ia lebih memilih dipenjara beberapa tahun daripada menuruti nafsunya, tentu namanya tidak akan terabadikan dalam Al Qur’an, begitu juga Nabi Yahya dan Zakaria sekiranya mereka tidak kuat dalam memegang kebenaran yang mereka terima dari Tuhannya tentu mereka tidak akan masuk dalam daftar deretan para Nabi dan Rosul.
Bagi orang beriman setiap kejadian akan senantiasa digali hikmah apa yang terkandung didalamnya. Apa yang Allah pilihkan bagi hamba-Nya yang beriman adalah pilihan yang terbaik, meski tampaknya sulit, berat, dan memerlukan pengor-banan harta, kedudukan, jabatan, keluarga, bahkan lenyapnya nyawa. Untuk itu ujian penangkapan yang berlanjut ke rumah tahanan baginya adalah madrasah hikmah.
Semoga Alloh memberi kekuatan dan kesabaran bagi para penegak kebenaran dan keluarganya yang dipenjara serta menja-uhkan dari penjara bagi mereka yang masih berjuang untuk tegaknya agama Alloh, semoga Alloh mengumpulkan penegak kebenaran disyurga-Nya diringankan dipengadilan-Nya.Amin.Wallohu ‘Alam bi Showab.