WapCyber4rt ™ — ini cuma untuk contoh buat teman teman yang mau cari contoh makalah tentang kepadatan penduduk di indonesia ini... silahkan di edit ya jangan cuma ini aja di copy silahkan kembangkan dari sumber sumber lain
Contoh 1
makalah kepadatan penduduk
KEPADATAN PENDUDUK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan di dunia sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk dunia yang berjumlah hampir mencapai 10 milliar jiwa. Adapun pembengkakan jumlah penduduk di dunia ini disebabkan angka kelahiran lebih tinggi daripada angka kematian bayi. Variabel-variabel dalam problema kependudukan sangatlah kompleks, meliputi penduduk itu sendiri, kemiskinan, kesempatan kerja, permukiman, kesehatan, gizi pendidikan, kejahatan, pencemaran lingkungan, krisis ekonomi, kelaparan, sandang, air bersih, kebodohan, keterbelakangan, fasilitas umum, fasilitas sosial. Nyaris faktor kepadatan penduduk menjadi pangkal segala problematika kehidupan manusia itu sendiri.
Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang besar, yaitu menurut sensus 1991 terdapat hampir 200 juta orang. Jumlah penduduk yang besar itu bertambah pula dengan cepat, walaupun program keluarga berencana (KB) telah dilakukan secara intensif. Dilihat dari tekanan penduduk, bahwa pertumbuhan penduduk memerlukan tambahan lahan untuk produksi pangan dan pemukiman dengan segala aktivitasnya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumasan masalah yang terdapat dalam makalah ini yaitu :
1. Apa saja masalah kepadatan penduduk ?
2. Apa solusi yang dapat mengatasi masalah kepadatan penduduk ?
C. Tujuan
Dilihat dari rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Dapat mengetahui apa saja masalah akibat dari kepadatan penduduk.
2. Dapat memberikan solusi guna mengatasi kepadatan penduduk.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penduduk
Penduduk dikonotasikan sebagai orang atau orang-orang yang mendiami suatu tempat, kampung, wilayah atau negeri, dan merupakan aset pembangunan atau sering disebut sumber daya manusia (SDA).
Penambahan penduduk yang cepat menyebabkan tingkat kepadatan penduduk menjadi tinggi. Kepadatan penduduk dapat dihitung berdasarkan jumlah penduduk untuk setiap satu kilometer persegi. Cara menghitungnya adalah dengan membandingkan jumlah penduduk di suatu daerah dengan luas daerah yang ditempati. Kepadatan penduduk ini mempunyai dampak yang signifikan terhadap kelangsungan hidup manusia.
B. Dampak kepadatan penduduk
Indonesia selain mempunyai wilayah yang luas, juga mempunyai jumlah pnduduk yang besar. Jumlah penduduk ini adalah perhatian serius bagi negara, sebagai contoh, pulau jawa yang luasny hanya7% dari luas negara Indonesia dihuni sekitar 60% penduduk Indonesia, kondisi ini mengakibatkan pulau Jawa terlalu kelebihan penduduk dibandingkan pulau-pulau lain.
Adapun akibat dari kelebihanya penduduk berakibat tidak baik bagi kondisi penduduk Indonesia. Sebagai akibatnya, berikut adalah akibat-akibat dari kepadatan penduduk :
1. Persaingan Lapangan Pekerjaan
Persaingan lapangan pekerjaan ini di sebabkan oleh pertumbuhan penduduk di negara kita yang sangat tinggi dan rupanya pertumbuhan penduduk ini tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang disediakan oleh pemerintah selama ini sehingga yang terjadi adalah bertambahnya jumlah pengangguran di Indonesia .
2. Persaingan Untuk Mendapatkan Pemukiman
Persaingan untuk mendapat permukiman yang layak ini biasa terjadi didaerah perkotaan yg padat, dan permasalahan seperti ini biasa terjadi karena perumahan yang tidak memadai dan kondisi rumah yang sudah tak layak huni. Namun tidak semua masyarakat bersaing untuk mendapatkan pemukiman yang layak , nyatanya banyak juga masyarakat yang memilih tetap tinggal yang sudah bertahun-tahun menjadi tempat tinggalnya dengan alasan sudah terbiasa dan warisan dari nenek moyang sehingga mereka enggan untuk meninggalkannya
3. Meningkatnya Jumlah Kemiskinan
Dampak dari kepadatan penduduk selanjutnya adalah meningkatnya jumlah kemiskinan. Meningkatnya jumlah kemiskinan ini di sebabkan oleh kurang berkembangnya kreatifitas dari masyarakat untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri hal tersebut bukan tanpa alasan karena untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri membutuhkan keterampilan dan keahlian khusus yang mana untuk mendapatkan itu semua masyarakat membutuhkan sarana pendidikan , sedangkan di negeri kita ini sarana pendidikan masih belum dapat dirasakan semua rakyatnya karena faktor kemiskinan .
4. Rendahnya Kesempatan Pendidikan
Di negara kita ini memiliki tingkat kekahiran yang tinggi namun tidak didampingi dengan tingkat kematian, dengan demikian tentu semakin banyak fasilitas dan jumlah tenaga kerja guru yang diperlukan, namun sebagai hasilnya tidak setiap anak memiliki kesempatan untuk bersekolah dan mendapatkan pendidikan yang layak dan memadai.
C. Penanggulangan dampak kepadatan penduduk
Segala sesuatu pasti ada pokok permasalahan yang harus dipecahkan, baik secara bersama atau individual. Dalam hal ini untuk mengatasi masalah kepadatan penduduk sangatlah dibutuhkan kkerjasama dari berbagai pihak. Adapun hal-hal yang perlu dilakukan untuk menekan pesatnya pertumbuhan penduduk adalah :
1. Menggalakkan program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum dan massal, sehingga akan mengurangi jumlah angka kelahiran.
2. Menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi.
3. Penambahan dan penciptaan lapangan kerja Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat maka diharapkan hilangnya kepercayaan banyak anak banyak rejeki. Di samping itu pula diharapkan akan meningkatkan tingkat pendidikan yang akan merubah pola pikir dalam bidang kependudukan.
4. Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan. Dengan semakin sadar akan dampak dan efek dari laju pertumbuhan yang tidak terkontrol, maka diharapkan masyarakat umum secara sukarela turut mensukseskan gerakan keluarga berencana.
5. Mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi. Dengan menyebar penduduk pada daerah-daerah yang memiliki kepadatan penduduk rendah diharapkan mampu menekan laju pengangguran akibat tidak sepadan antara jumlah penduduk dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa penduduk merupakan orang-orang yang menduduki suatu tempat, wilayah atau Negara. Penambahan penduduk yang cepat menyebabkan tingkat kepadatan penduduk menjadi tinggi. Dampak dari kepadatan penduduk antara lain:
a. Persaingan Lapangan Pekerjaan
b. Persaingan untuk mendapatkan pemukiman
c. Meningkatnya Jumlah kemiskinan
d. Rendahnya Kesempatan Pendidikan
Adapun hal-hal yang perlu dilakukan untuk menekan pesatnya pertumbuhan penduduk adalah:
a. Menggalakkan program KB (Keluarga Berencana)
b. Menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi.
c. Penambahan dan penciptaan lapangan kerja
d. Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan
e. Mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi
B. Kritik dan Saran
Demikiankah makalah yang dapat penulis sampaikan. Sebagian makalah kami menyadari banyak kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Kretif, tim. 2010. Geografi SMA/MA kelas XI. Jakarta: PT. Bumi Aksara
http://www.jawaposting.blogspot.com/2011/04/masalah-kepadatan-penduduk.html.
Contoh 2
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dari hasil sensus penduduk tahun 1990 jumlah penduduk Indonesia adalah179,4 juta. Berarti Indonesia termasuk negara terbesar ke tiga di antara Negara-negarayang sedang berkembang setelah Gina dan India.Dibanding dengan jumlahsensus tahun 1980 maka akan terlihat peningkatan penduduk Indonesia rata-rata1,98% pertahun. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk, jumlah penduduk Indonesiapada tahun 1995 sebanyak 195,3 juta jiwa.
Bila dilihat dari luas wilayah pada peta penyebaran penduduknya terlihattidak merata di 27 propinsi. Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 1990 sekitar60% penduduk tinggal di pulau Jawa, padahal luas pulau Jawa hanya 7% dari luaswilayah Indonesia. Dilain pihak pulau Kalimantan yang luas wilayahnya hanyaditempati oleh 5% dari jumlah penduduknya.Kondisi tersebut menunjukan bahwa kepadatan penduduk Indonesia tidakseimbang.
Kondisi tersebut memerlukan upaya pemerataan dan upaya tersebut telahdilaksanakan melalui program transmigrasi dan gerakan kembali ke Desa.Dilihat dari tingkat pertambahan penduduknya Indonesia masih tergolongtinggi, hal ini bila tidak diupayakan pengendalianya akan menimbulkan banyakmasalah.
Di Indonesia dari tingkat partisipasi anak usia sekolah baru mencapai 53%meskipun wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun telah dicanangkan olehpemerintah. Dibanding negara tetangga, tingkat partisipasi pendidikan kita tergolongrendah. Hongkong misalnya tahun 1985 telah mencapai 95%, Korea Selatan 88%dan Singapura telah mencapai 95 % (Surabaya Post, 2 Oktober 1995).
Masalah-masalah lain seperti ketenagakerjaan 77% angkatan kerja masihberpendidikan rendah. Dampaknya terhadap pendapatan perkapita yang padagilirannya akan berpengaruh terhadap kualitas hidup. Juga terhadap kehidupanrumah tangga seperti perceraian dan perkawinan yang akan berpengaruh terhadapangka kelahiran dan kematian yang dalam banyak hal dijadikan indikator bagikesejahteraan suatu negara.
Nampaknya sederhana, tetapi harus diingat bahwa manusia adalah sebagaisubjek tetapi juga sekaligus objek pembangunan sehingga bila tidak diantisipasimungkin pada gilirannnya akan berakibat ketidakstabilan atau kerapuhan suatunegara.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kependudukan di Indonesia ?
2. Seberapa besar tingkat kelahiran dan kematian penduduk di Indonesia ?
3. Dan cara menyeimbangkan antara kelahiran dan kematian ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan penduduk di Indonesia
2. Untuk mengetahui angka kematian dan angka kelahiran penduduk di Indonesia
D. Manfaat
Selanjutnya MAKALAH ini diharapkan dapat memberi manfaat baik dari segi teoritis sebagai berikut :
1. Memberikan sumbangsi ilmu kepada teman-teman dan para pembacanya tetang kependudukan di Indonesia.
2. Diharapkan dapat menjembatani bagi para bapak/ibu agar mengetahui jumlah penduduk di Indonesia sehingga mendapat pengetahuan bahwa ternyata penduduk Indonesia sangat padat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Petumbuhan Penduduk Indonesia
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk baik pertambahan maupun penurunannya.Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk yaitu kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan penduduk (migrasi).Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami, sedangkan perpindahan penduduk dinamakan faktor non alami.Migrasi ada dua yaitu migrasi yang dapat menambah jumlah penduduk disebut migrasi masuk (imigrasi), dan yang dapat mengurangi penduduk disebut migrasi keluar (emigrasi).Sebelum kita membahas perkembangan jumlah penduduk Indonesia, terlebih dahulu perhatikanlah tabel di bawah ini.
B. Masalah Kependudukan Di Indonesia
a) Masalah Akibat Angka Kelahiran
1. Total Fertility Rate (TFR)
Hasil perkiraan tingkat fertilitas (metode anak kandung) menunjukan bahwa penurunan tingkat fertilitas Indonesia tetap berlangsung dengan kecepatan yang
bertambah seperti nampak pada tabel di bawah ini :
Periode (tahun) | TFR % | Penurunan/tahun |
1967 -1970 | 5,605 | 1,7 |
1971 -1975 | 5,200 | 2,3 |
1976 -1979 | 4,680 | 2,8 |
1980 -1984 | 4,055 | 3,9 |
1987 -1990 | 3,222 | 2,1 |
Tingkat fertilitas secara keseluruhan dari periode 1981- 1984 ke periode 1986 -1989 turun sebesar 18 % atau sekitar 3,9% pertahun. Namun tingkat penurunan fertilitas mulai melambat atara periode 1986-1989 dan 1987-1990 yaitu menjadi 2,1% rata-rata pertahun.
Sensus Penduduk Indonesia 2010 (disingkat SP2010) adalah sebuah sensus yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesiapada tanggal 1 Mei- 15 Juni2010. Awalnya sensus ditargetkan selesai pada 31 Mei 2010.Namun pada tanggal 31 Mei 2010, BPS memperpanjang waktu sensus penduduk Indonesia sampai tanggal 15 Juni2010.
Ada beberapa daerah yang sudah menyelesaikan sensus sebelum tanggal 31 Mei, ada juga yang selesai sebelum 15 Juni.Sumber lainnya menyatakan bahwa sensus penduduk secara resmi berakhir pada 30 Juni2010.
Ini adalah sensus penduduk ke-6 setelah Indonesia merdeka.Sensus ini menggunakan teknologi Intelligent Character Recognition/ Optical Mark Reader(ICR/OMR).Dalam sensus ini akan diajukan 43 pertanyaan mengenai: kondisi dan fasilitas perumahan dan bangunan tempat tinggal, karakteristik rumah tangga dan keterangan individu anggota rumah tangga. Biaya sensus ini Rp 3,3 triliun.
Ini adalah sensus penduduk ke-6 setelah Indonesia merdeka.Sensus ini menggunakan teknologi Intelligent Character Recognition/ Optical Mark Reader(ICR/OMR).Dalam sensus ini akan diajukan 43 pertanyaan mengenai: kondisi dan fasilitas perumahan dan bangunan tempat tinggal, karakteristik rumah tangga dan keterangan individu anggota rumah tangga. Biaya sensus ini Rp 3,3 triliun.
BPS memperhitungkan biaya Sensus Penduduk 2010 hanya 1,5dolar AS per jiwa dibandingkan dengan biaya sensus Amerika Serikat yang mencapai 3 dolar AS per jiwa. BPS mengerahkan 700.000 tenaga pencacah. Dalam sensus ini, BPS hanya akan mencacah penduduk yang sudah menetap di dalam negeri (menetap lebih dari 6 bulan; kecuali diplomat asing).
BPS mengumumkan jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 lebih banyak dari 237 juta orang namun tidak akan melebihi 238 juta orang.[5][10][11]
Hasil pengolahan Angka Sementara diumumkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia tanggal 16 Agustus2010 di sidang paripurna DPR.
Hasil pengolahan Angka Sementara diumumkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia tanggal 16 Agustus2010 di sidang paripurna DPR.
Menurut publikasi BPS pada bulan Agustus 2010, jumlah penduduk Indonesia berdasarkan hasil sensus ini adalah sebanyak 237.556.363 orang, yang terdiri dari 119.507.580 laki-laki dan 118.048.783 perempuan.
Laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,49 persen per tahun.
Laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,49 persen per tahun.
Distribusi penduduk Indonesia:
PULAU | PERSENTASE |
Pulau Jawa | 58% |
Pulau Sumatra | 21% |
Pulau Sulawesi | 7% |
Pulau Kalimantan | 6% |
Bali dan Nusa Tenggara | 6% |
Papua dan Maluku | 3% |
2. Age Spesific Fertility Rate (ASFR)
Hasil SP71 dan SP80 masih menunjukan bahwa tingkat kelahiran untuk kelompok umur wanita 20-24 tahun adalah yang tertinggi. Namun demikian terjadi pergeseran ke kelompok umur (25 -29) tahun pada hasil SP80 dan ini akanmemberikan dampak terhadap penurunan tingkat gfertilitas secara keseluruhan (Trend Fertilitas, Mortalitas dan Demografi, 1994: 18)
Berdasarkan dua kondisi di atas dapatlah disebutkan beberapa masalah (terkaitdengan SDM) sebagai berikut :
1. Jika fertilitas semakin meningkat maka akan menjadi beban pemerintah dalam halpenyediaan aspek fisik misalnya fasilitas kesehatanketimbang aspek intelektual.
2. Fertilitas meningkat maka pertumbuhan penduduk akan semakin meningkat tinggi, akibatnya bagi suatu negara berkembang akan menunjukan korelasi negative dengan tingkat kesejahteraan penduduknya.Jika ASFR 20- 24 terus meningkat maka akanberdampak kepada investasi SDMyang semakin menurun.
Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sugiri Sjarief menyatakan, Indonesia harus segera mengerem laju pertumbuhan penduduk. Maklum, saat ini laju pertumbuhan penduduk Indonesia memang cukup tinggi, yakni 2,6 juta jiwa per tahun. “Jika ini tidak diatasi, maka 10 tahun lagi Indonesia akan mengalami ledakan penduduk,” kata Sugiri, kemarin.
Tahun ini, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan sekitar 230,6 juta jiwa. Tanpa KB, 11 tahun lagi atau pada 2020, penduduk Indonesia akan mencapai 261 juta manusia.
Tetapi jika KB berhasil menekan angka laju pertumbuhan 0,5% per tahun, maka jumlah penduduk 2020 hanya naik menjadi sekitar 246 juta jiwa. Ini berarti KB bisa menekan angka kelahiran sebanyak 15 juta jiwa dalam 11 tahun, atau 1,3 juta jiwa dalam setahun.
Jika penurunan laju pertumbuhan penduduk sebanyak itu bisa tercapai, berarti negara bisa menghemat triliunan rupiah untuk biaya pendidikan dan pelayanan kesehatan. Selain itu, dengan jumlah kelahiran yang terkendali, target untuk meningkatkan pendidikan, kesehatan ibu dan anak, pengurangan angka kemiskinan, dan peningkatan pendapatan per kapitan dapat lebih mudah direalisasikan.
Sugiri memaparkan, pada 2006 rata-rata angka kelahiran mencapai 2,6 anak per wanita subur. Angka tersebut tidak berubah pada 2007, sedangkan laju pertumbuhan penduduk rata-rata masih 2,6 juta jiwa per tahun.
Untuk bisa menekan angka kelahiran sampai 1,3 juta jiwa setahun, BKKBN menargetkan tahun ini peserta KB baru dari keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera mencapai 12,9 juta keluarga.
Sugiri mengakui, pelaksanaan Progam KB kini kurang berdenyut seperti era Orde Baru.Pasalnya, di era otonomi saat ini, pemerintah daerah yang jadi ujung tombak pelaksanaan program justru loyo.Selain itu, BKKBN juga kekurangan petugas lapangan.Saat ini KB didukung oleh 22.000 petugas, “Kami butuh 13.000 penyuluh lagi.”
C. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Tingkat Kelahiran
· Struktur usia-jenis kelamin yang ada
· Kepercayaan sosial dan religius - terutama berhubungan dengan kontrasepsi
· Tingkat buta aksara pada wanita
· Kemakmuran secara ekonomi (walaupun pada teorinya ketika sebuah keluarga memiliki ekonomi yang baik, mereka mampu untuk membiayai lebih banyak anak, dalam praktiknya kemakmuran ekonomi dapat menurunkan tingkat kelahiran)
· Tingkat kemiskinan – anak-anak dapat dijadikan sumber ekonomi pada negara berkembang karena mereka bisa menghasilkan uang (tenaga kerja anak)
· Angka Kematian Bayi - sebuah keluarga dapat mempunyai lebih banyak anak jika angka kematian bayi (Infant Mortality Rate / IMR) tinggi.
· Urbanisasi
· Homoseksualitas- pria dan wanita homoseksual hampir seluruhnya tidak menjadi ayah dan ibu, mengurangi angka kelahiran tiap tahunnya.
· Usia pernikahan
· Tersedianya pensiun
D. Masalah akibat Angka Kematian Penduduk Indonesia
Selama hampir 20 tahun terakhir, Angka Kematian Bayi (AKB) mengalamipenurunan sebesar 51,0 pada periode 1967-1986. Tahun 1967 AKB adalah 145 per1000 kelahiran, kemudian turun menjadi 109 per 1000 kelahiran pada tahun 1976.Selama 9 tahun terjadi penurunan sebesar 24,8 persen atau rata-rata 2,8 persen per tahun. Berdasarkan SP90, AKB tahun 1986 diperkirakan sebesar 71 per 1000 kelahiran yang menunjukan penurunan sebesar 34,9 persen selama 10 tahun terakhir atau 3,5 persen pertahun (Trend Mortalitas, 66).
Tabel Perkiraan Angka Harapan Hidup (AHH)
Tahun | Nilai |
SP1971 | 45,7 |
SP 1980 | 52,2 |
SP 1990 | 59,8 |
SP 2010 | 68.8 |
Sumber: BPS Jatim, 2010
Sejalan dengan penurunan AKB, AHH menunjukan kenaikan. Pada tahun1971 AHH adalah 45,7 yang kemudian naik 6,5 tahun menjadi 52,2 pada SP80 dan mengalami kenaikan 7,6 menjadi 59,8 pada SP90, dan pda SP 2010 mangalami kenaikan menjadi 68,8. Masalah yang muncul akibat tingkat mortalitas adalah :
1. Semakin bertambahnya Angka Harapan Hidup itu berarti perlu adanya peranpemerintah di dalam menyediakan fasilitas penampungan.
2. Perlunya perhatian keluarga dan pemerintah didalam penyediaan gizi yangmemadai bagi anak-anak (Balita).
3. Sebaliknya apabila tingkat mortalitas tinggi akan berdampak terhadap reputasiBIndonesia dimata dunia.
Pemecahan masalah angka kelahiran dan kematian :
a) Kelahiran
Angka kelahiran perlu ditekan melalui :
ü Partisipasi wanita dalam program KB.
ü Tingkat pendidikan wan ita wanita mempengaruhi umur kawin pertama danpenggunaan kontrasepsi.
ü Partisipasi dalam angkatan kerja mempunyai hubungan negatif denganfertilitas
ü Peningkatan ekonomi dan sosial.
b) Kematian
Angka kematian perlu ditekan :
ü Pelayanan kesehatan yang lebih baik
ü Peningkatan gizi keluarga
ü Peningkatan pendidikan (Kesehatan Masyarakat)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menurut jumlah penduduknya,Indonesia termasuk negara yang besar dan menduduki urutan terbesar ke tiga diantara negara-negara berkembang setelah Gina dan India.
Menurut hasil sensus penduduk tahun 1990 penduduk Indonesia berjumlah 179,4 juta jiwa. Jumlah tersebut meningkat sekitar 1,98% per tahunnya. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk tahun 1995 adalah 195,3 juta jiwa. Dari kondisi semacam ini timbul berbagai masalah kependudukan antara lain: Ketidak merataan penyebaran penduduk di setiap Propinsi. Di Indonesia berdasarkan SP 1990 kurang lebih 60% penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa yang luasnya hanya 7% dari luas seluruh wilayah Indonesia. Sebaliknya Kalimantan yang mempunyai luas 28 persen dari seluruh daratan Indonesia hanya dihuni oleh lebih kurang lebih 5% penduduk sehingga secara regional kepadatan penduduk sangatlah timpang.
Tingkat pendidikan penduduk yang bekerja, tampak masih rendah di mana tingkat pendidikan yang terbanyak adalah SD, yaitu 37,6% dari seluruh penduduk yang bekerja. Hal tersebut menyebabkan ketidakseimbangan antara permintaan akan tenaga kerja dengan penawaran tenaga kerja pada suatu tingkat upah tertentu. Pada tahun 1993, dari sekitar 1,2 juta orang yang terdapat sebagal PENCARI KERJA HANYA SEKITAR 328.000 atau 27 % yang memperoleh penempatan.
B. Saran
•Untuk hasil yang akurat kita perlu berkoordinasi dengan BPS untuk dapat mengetahui jumlah pasti penduduk Indonesia pada tahun tertentu.
Contoh 3
Kepadatan Populasi Manusia
Berapakah jumlah keluarga kalian? Ada yang sedikit dan ada juga yang banyak, bukan? Coba perhatikan kehidupan antara keluarga yang kecil dan besar tersebut, dilihat dari kebutuhan hidupnya. Tentunya semakin banyak anggota keluarga kebutuhan seperti pangan, papan, dan lain sebagainya juga semakin banyak. Begitu juga dengan semakin bertambahnya penduduk di Indonesia ini, maka kebutuhan hidupnya juga meningkat dan berpengaruh terhadap lingkungan.
Setelah belajar bab ini kalian akan dapat mempediksi pengaruh kepadatan populasi manusia terhadap lingkungan.
A. Manusia dalam Lingkungan Hidupnya
Manusia mampu mengubah suatu ekosistem, tanah tandus yang gersang dapat disulap menjadi tanah pertanian yang subur oleh manusia. Sebaliknya, tanah yang subur dapat menjadi tandus juga akibat ulah manusia. Usaha manusia yang bertujuan untuk menyejahterakan manusia, juga berdampak merugikan kehidupan manusia itu sendiri.
Dampak limbah industri, hasil teknologi manusia, menghasilkan limbah buangan yang mengganggu atau meracuni lingkungan hidup manusia. Lingkungan alami dapat tercemar oleh zat buangan (limbah) pabrik. Hadirnya pencemar (penyebab pencemaran) limbah ini akan mengakibatkan terjadinya pencemaran (polusi). Pencemaran air akibat ulah manusia, misalnya limbah rumah tangga, juga akan menyebabkan kesehatan manusia menurun kualitasnya. Hal ini akibat manusia mengonsumsi air tercemar sehingga dapat menderita sakit. Pencemaran udara akibat asap kendaraan bermotor mengganggu kesehatan manusia, contohnya manusia akan sesak napas dan mata terasa pedih.
Pencemaran tanah akan berakibat juga pada pencemaran air resapan (sumur). Apa akibatnya jika air sumur tercemar? Apa pula yang terjadi pada tumbuhan apabila menerima air tercemar? Pencemaran lingkungan hidup akibat ulah manusia akan berakibat negatif kepada kesehatan manusia itu sendiri maupun makhluk hidup lainnya.
B. Kependudukan
Masyarakat sebagai kumpulan manusia (populasi) berinteraksi dengan populasi makhluk hidup yang lain. Bagaimana keadaan populasi manusia sebagai penduduk yang mendiami tempat tertentu dan dalam rentang waktu tertentu?
Jumlah penduduk di suatu wilayah dari waktu ke waktu disebut dinamika penduduk. Untuk menghitung dinamika penduduk, perhatikan rumus berikut.
DP = (N + I) – (M + E)
|
Jumlah penduduk di suatu wilayah ditentukan oleh kelahiran, kematian, penduduk baru, dan penduduk pindah
1. Kelahiran (Natalitas)
Kelahiran bayi akan menambah jumlah penduduk. Pertambahan jumlah bayi dalam tiap tahun dinyatakan sebagai angka kelahiran (natalitas).
N =-(Jumlah bayi lahir dalam 1 tahun/ Jumlah penduduk dalam tahun tersebut) x 1.000
Apabila angka kelahiran lebih dari 30, maka angka kelahirannya tinggi dan kurang dari 30 angka kelahirannya rendah.
2. Kematian (Mortalitas)
Kematian penduduk akan mengurangi jumlah penduduk. Kematian penduduk dapat dinyatakan dengan angka kematian (mortalitas).
M = Jumlah kematian dalam 1 tahun /Jumlah penduduk dalam tahun tersebut) x 1.000
Apabila angka kematian lebih dari 18, maka angka kematiannya tinggi dan lebih kecil dari 18 angka kematiannya rendah.
3. Penduduk Baru (Remigrasi dan Imigrasi)
Penduduk yang baru atau yang masuk dapat dibedakan atas dua macam, yaitu:
- Remigrasi, yaitu perpindahan penduduk ke negeri atau tempat asalnya.
- Imigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari luar negeri ke dalam negeri.
4. Penduduk Pindah (Urbanisasi, Transmigrasi, dan Emigrasi)
Penduduk yang pindah atau yang keluar dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
- Urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota.
- Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari penduduk yang padat ke pulau yang kurang padat dalam suatu negara.
- Emigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari dalam negeri ke luar negeri.
C. Kepadatan Penduduk
Jumlah anggota populasi manusia dalam suatu wilayah tertentu dalam kurun waktu tertentu disebut kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk di suatu wilayah tertentu dapat dihitung dengan rumus berikut.
Kepadatan penduduk (orang/km2) = Jumlah penduduk (orang)/ Luas wilayah (km2)
Kepadatan penduduk (KP) dipengaruhi oleh dinamika penduduk (DP). Dinamika penduduk yang mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk disebut pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali sehingga melebihi daya dukung alamnya menyebabkan terjadi ledakan penduduk. Penyebaran penduduk di Indonesia ternyata tidak merata. Pulau Jawa menduduki ranking pertama dalam kepadatan penduduk di Indonesia.
Ternyata pertambahan penduduk yang sangat pesat mempunyai akibat samping berupa permasalahan-permasalahan penduduk. Beberapa aspek permasalahan tersebut, yaitu:
1. Kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan menyangkut kemakmuran penduduk. Hal ini dapat diartikan keperluan penduduk telah tercukupi, minimal dalam pangan, sandang, dan perumahan, juga tidak dilupakan pendidikannya. Keterbatasan lahan pertanian dapat ditingkatkan produksinya dengan pengolahan secara intensif dan ekstensif. Pengolahan tanah secara intensif dengan melaksanakan panca usaha tani.
Pengolahan secara ekstensif dengan bantuan alat teknologi bermesin di dalam penduduk yang padat dan lahan yang terbatas, justru akan menambah pengangguran. Kepadatan penduduk akan menambah kebutuhan akan pangan dan sandang serta perumahan.
2. Kesehatan dan Keamanan
Penduduk yang sangat padat, ditambah dengan penghasilan yang rendah, akan berdampak tidak tercukupinya kebutuhan pangan dalam keluarganya. Di samping berdampak terjadinya kekurangan pangan, terlebih pangan yang bergizi. Keadaan ini akan berakibat pada timbulnya gangguan kesehatan. Lebih jauh, karena pada hakikatnya manusia itu ingin hidup
yang enak, dengan jalan pintas tentu akan terjadi gangguan keamanan, misalnya penipuan, pencurian, dan yang sejenisnya.
3. Ekonomi
Penduduk yang sangat padat dengan tingkat ekonomi yang rendah akan dapat mengakibatkan eksploitasi lingkungan secara tidak bertanggung jawab. Penebangan pohon di hutan secara liar akan berdampak terjadinya hutan gundul, erosi, dan bahaya banjir. Dampak urbanisasi pendatag yang tingkat ekonomi rendah dapat mengakibatkan perumahan kumuh, gubuk liar, dan lingkungan yang kumuh di perkotaan.
Info : Thomas Robert Malthus menyatakan bahwa pertambahan penduduk mengikuti deret ukur (1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, dan seterusnya), sedangkan pertambahan pangan mengikuti deret hitung (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan seterusnya).
4. Lingkungan Hidup
Kepadatan penduduk dapat mengakibatkan sempitnya lahan yang berpengaruh terhadap kebutuhan air bersih dan udara bersih. Keterbatasan lahan dengan penduduk padat menimbulkan pencemaran air dan udara. Lingkungan hidup yang kumuh berakibat mengganggu pemandangan dan potensial untuk timbulnya gangguan kesehatan. Di pedesaan berkurangnya lahan pertanian akan berakibat turunnya produksi pangan.
1. Usaha Penurunan Jumlah dan Penyebaran Penduduk
a. Pencanangan dan pelaksanaan KB Keluarga Berencana (KB) untuk menekan angka
kelahiran. Di samping itu, usaha ini dapat mencegah peningkatan jumlah penduduk. Program KB dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga.
b. Pelaksanaan program Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS)
Program Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera (NKKBS) juga dikenal program Catur Warga, cukup 2 anak, putra-putri sama saja. Program ini mempunyai banyak keuntungan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan keluarga, kesejahteraan keluarga, kesehatan jasmani dan rohani, mutu gizi keluarga, dan kasih sayang kepada anak.
c. Pelaksanaan program transmigrasi Program transmigrasi yaitu pemindahan
penduduk dari pulau yang padat penduduk ke pulau yang kurang padat penduduknya. Program ini sekaligus sebagai upaya untuk pemerataan/ penyebaran penduduk.
2. Usaha Mengatasi Permasalahan Akibat Terjadi Kepadatan Penduduk
- Penciptaan lapangan kerja baru melalui pendirian pabrik-pabrik, intensifikasi, dan ekstensifikasi lahan pertanian di luar Pulau Jawa. Usaha ini sekaligus sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia dan kesejahteraannya.
- Penganekaragaman pangan dan sandang serta program cinta produksi dalam negeri. Hal ini banyak menyerap tenaga kerja.
- Penggalakan program pariwisata bagi wisatawan domestik dan mancanegara. Peluang ini akan menyerap banyak tenaga kerja.
Kepadatan Populasi Manusia
Berapakah jumlah keluarga kalian? Ada yang sedikit dan ada juga yang banyak, bukan? Coba perhatikan kehidupan antara keluarga yang kecil dan besar tersebut, dilihat dari kebutuhan hidupnya. Tentunya semakin banyak anggota keluarga kebutuhan seperti pangan, papan, dan lain sebagainya juga semakin banyak. Begitu juga dengan semakin bertambahnya penduduk di Indonesia ini, maka kebutuhan hidupnya juga meningkat dan berpengaruh terhadap lingkungan.
Setelah belajar bab ini kalian akan dapat mempediksi pengaruh kepadatan populasi manusia terhadap lingkungan.
A. Manusia dalam Lingkungan Hidupnya
Manusia mampu mengubah suatu ekosistem, tanah tandus yang gersang dapat disulap menjadi tanah pertanian yang subur oleh manusia. Sebaliknya, tanah yang subur dapat menjadi tandus juga akibat ulah manusia. Usaha manusia yang bertujuan untuk menyejahterakan manusia, juga berdampak merugikan kehidupan manusia itu sendiri.
Dampak limbah industri, hasil teknologi manusia, menghasilkan limbah buangan yang mengganggu atau meracuni lingkungan hidup manusia. Lingkungan alami dapat tercemar oleh zat buangan (limbah) pabrik. Hadirnya pencemar (penyebab pencemaran) limbah ini akan mengakibatkan terjadinya pencemaran (polusi). Pencemaran air akibat ulah manusia, misalnya limbah rumah tangga, juga akan menyebabkan kesehatan manusia menurun kualitasnya. Hal ini akibat manusia mengonsumsi air tercemar sehingga dapat menderita sakit. Pencemaran udara akibat asap kendaraan bermotor mengganggu kesehatan manusia, contohnya manusia akan sesak napas dan mata terasa pedih.
Pencemaran tanah akan berakibat juga pada pencemaran air resapan (sumur). Apa akibatnya jika air sumur tercemar? Apa pula yang terjadi pada tumbuhan apabila menerima air tercemar? Pencemaran lingkungan hidup akibat ulah manusia akan berakibat negatif kepada kesehatan manusia itu sendiri maupun makhluk hidup lainnya.
B. Kependudukan
Masyarakat sebagai kumpulan manusia (populasi) berinteraksi dengan populasi makhluk hidup yang lain. Bagaimana keadaan populasi manusia sebagai penduduk yang mendiami tempat tertentu dan dalam rentang waktu tertentu?
Jumlah penduduk di suatu wilayah dari waktu ke waktu disebut dinamika penduduk. Untuk menghitung dinamika penduduk, perhatikan rumus berikut.
DP = (N + I) – (M + E)
|
Jumlah penduduk di suatu wilayah ditentukan oleh kelahiran, kematian, penduduk baru, dan penduduk pindah
1. Kelahiran (Natalitas)
Kelahiran bayi akan menambah jumlah penduduk. Pertambahan jumlah bayi dalam tiap tahun dinyatakan sebagai angka kelahiran (natalitas).
N =-(Jumlah bayi lahir dalam 1 tahun/ Jumlah penduduk dalam tahun tersebut) x 1.000
Apabila angka kelahiran lebih dari 30, maka angka kelahirannya tinggi dan kurang dari 30 angka kelahirannya rendah.
2. Kematian (Mortalitas)
Kematian penduduk akan mengurangi jumlah penduduk. Kematian penduduk dapat dinyatakan dengan angka kematian (mortalitas).
M = Jumlah kematian dalam 1 tahun /Jumlah penduduk dalam tahun tersebut) x 1.000
Apabila angka kematian lebih dari 18, maka angka kematiannya tinggi dan lebih kecil dari 18 angka kematiannya rendah.
3. Penduduk Baru (Remigrasi dan Imigrasi)
Penduduk yang baru atau yang masuk dapat dibedakan atas dua macam, yaitu:
- Remigrasi, yaitu perpindahan penduduk ke negeri atau tempat asalnya.
- Imigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari luar negeri ke dalam negeri.
4. Penduduk Pindah (Urbanisasi, Transmigrasi, dan Emigrasi)
Penduduk yang pindah atau yang keluar dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
- Urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota.
- Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari penduduk yang padat ke pulau yang kurang padat dalam suatu negara.
- Emigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari dalam negeri ke luar negeri.
C. Kepadatan Penduduk
Jumlah anggota populasi manusia dalam suatu wilayah tertentu dalam kurun waktu tertentu disebut kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk di suatu wilayah tertentu dapat dihitung dengan rumus berikut.
Kepadatan penduduk (orang/km2) = Jumlah penduduk (orang)/ Luas wilayah (km2)
Kepadatan penduduk (KP) dipengaruhi oleh dinamika penduduk (DP). Dinamika penduduk yang mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk disebut pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali sehingga melebihi daya dukung alamnya menyebabkan terjadi ledakan penduduk. Penyebaran penduduk di Indonesia ternyata tidak merata. Pulau Jawa menduduki ranking pertama dalam kepadatan penduduk di Indonesia.
Ternyata pertambahan penduduk yang sangat pesat mempunyai akibat samping berupa permasalahan-permasalahan penduduk. Beberapa aspek permasalahan tersebut, yaitu:
1. Kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan menyangkut kemakmuran penduduk. Hal ini dapat diartikan keperluan penduduk telah tercukupi, minimal dalam pangan, sandang, dan perumahan, juga tidak dilupakan pendidikannya. Keterbatasan lahan pertanian dapat ditingkatkan produksinya dengan pengolahan secara intensif dan ekstensif. Pengolahan tanah secara intensif dengan melaksanakan panca usaha tani.
Pengolahan secara ekstensif dengan bantuan alat teknologi bermesin di dalam penduduk yang padat dan lahan yang terbatas, justru akan menambah pengangguran. Kepadatan penduduk akan menambah kebutuhan akan pangan dan sandang serta perumahan.
2. Kesehatan dan Keamanan
Penduduk yang sangat padat, ditambah dengan penghasilan yang rendah, akan berdampak tidak tercukupinya kebutuhan pangan dalam keluarganya. Di samping berdampak terjadinya kekurangan pangan, terlebih pangan yang bergizi. Keadaan ini akan berakibat pada timbulnya gangguan kesehatan. Lebih jauh, karena pada hakikatnya manusia itu ingin hidup
yang enak, dengan jalan pintas tentu akan terjadi gangguan keamanan, misalnya penipuan, pencurian, dan yang sejenisnya.
3. Ekonomi
Penduduk yang sangat padat dengan tingkat ekonomi yang rendah akan dapat mengakibatkan eksploitasi lingkungan secara tidak bertanggung jawab. Penebangan pohon di hutan secara liar akan berdampak terjadinya hutan gundul, erosi, dan bahaya banjir. Dampak urbanisasi pendatag yang tingkat ekonomi rendah dapat mengakibatkan perumahan kumuh, gubuk liar, dan lingkungan yang kumuh di perkotaan.
Info : Thomas Robert Malthus menyatakan bahwa pertambahan penduduk mengikuti deret ukur (1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, dan seterusnya), sedangkan pertambahan pangan mengikuti deret hitung (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan seterusnya).
4. Lingkungan Hidup
Kepadatan penduduk dapat mengakibatkan sempitnya lahan yang berpengaruh terhadap kebutuhan air bersih dan udara bersih. Keterbatasan lahan dengan penduduk padat menimbulkan pencemaran air dan udara. Lingkungan hidup yang kumuh berakibat mengganggu pemandangan dan potensial untuk timbulnya gangguan kesehatan. Di pedesaan berkurangnya lahan pertanian akan berakibat turunnya produksi pangan.
1. Usaha Penurunan Jumlah dan Penyebaran Penduduk
a. Pencanangan dan pelaksanaan KB Keluarga Berencana (KB) untuk menekan angka
kelahiran. Di samping itu, usaha ini dapat mencegah peningkatan jumlah penduduk. Program KB dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga.
b. Pelaksanaan program Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS)
Program Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera (NKKBS) juga dikenal program Catur Warga, cukup 2 anak, putra-putri sama saja. Program ini mempunyai banyak keuntungan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan keluarga, kesejahteraan keluarga, kesehatan jasmani dan rohani, mutu gizi keluarga, dan kasih sayang kepada anak.
c. Pelaksanaan program transmigrasi Program transmigrasi yaitu pemindahan
penduduk dari pulau yang padat penduduk ke pulau yang kurang padat penduduknya. Program ini sekaligus sebagai upaya untuk pemerataan/ penyebaran penduduk.
2. Usaha Mengatasi Permasalahan Akibat Terjadi Kepadatan Penduduk
- Penciptaan lapangan kerja baru melalui pendirian pabrik-pabrik, intensifikasi, dan ekstensifikasi lahan pertanian di luar Pulau Jawa. Usaha ini sekaligus sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia dan kesejahteraannya.
- Penganekaragaman pangan dan sandang serta program cinta produksi dalam negeri. Hal ini banyak menyerap tenaga kerja.
- Penggalakan program pariwisata bagi wisatawan domestik dan mancanegara. Peluang ini akan menyerap banyak tenaga kerja.