Tugas Akhir Semester
Strategi Pembelajaran
“The Power of Two”
Disusun Oleh :
Ari Jayanti (0953051)
Dosen pembimbing :
Fakhruddin, M.Pd
PRODI PAI
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) CURUP-BENGKULU
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memeberikan rahmat dan ridho-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas akhir semsester ini dengan tepat waktu. Tak lupa pula kita sampaikan salawat beserta salam kita kirimkan kepada Nabi junjungan kita yaitu nabi Muhammad SAW, yang telah menuntun kita kepada jalan yang lurus.
Tugas ini kami buat yang berjudul “The Power of Two” kiranya dapat menambah ilmu pengetahuan dan juga dapat memberiakan kontribusi kepada kita, semua komponen bangsa yang membangun dan memanusiakan masyarakatnya. Kami menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak, tak ada yang sempurna di dunia ini. Makalah yang Kami buat ini pun tak luput dari kekurangan-kekurangan. kritik dan saran yang sifatnya membangun senantiasa kami harapkan dari para pembaca demi perbaikan dimasa yang akan datang. Terima kasih.
Curup, 14 Januari 2012
Penyusun
1. Pengertian Strategi Belajar The Power Of Two
Secara umum strategi mempunyai pengertian sebagai suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola umum kegiatan guru-murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Istilah strategi mula-mula dipakai di kalangan militer dan diartikan sebagai seni dalam merancang (operasi) peperangan, terutama yang erat kaitannya dengan gerakan navigasi pasukan kedalam posisi perang yang dipandang paling menguntungkan untuk memperoleh kemenangan. Dewasa ini istilah strategi banyak dipinjam oleh bidang-bidang ilmu lain, termasuk bidang ilmu pendidikan.[1]
Dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai “A plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal”.
Jadi dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan tertentu. Ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian di atas.
Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian tindakan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran.
Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan Kempmenjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Senada dengan pendapat diatas, Dick dan Carey juga menyebutkan strategi pembelajaran merupakan suatu setmateri dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.[1]
Sedangkan the power of two artinya menggabung kekuatan dua orang. Menggabung kekuatan dua orang dalam hal ini adalah membentuk kelompok kecil, masing-masing kelompok terdiri dari dua atau lima orang (siswa). Kegiatan ini dilakukan agar munculnya sinergi itu yaitu dua orang atau lebih tentu lebih baik dari pada satu.[2]
Strategi pembelajaran the power of two ini adalah termasuk bagian dari active learning yang merupakan salah satu cara terbaik untuk meningkatkan belajar lebih aktif dengan pemberian tugas belajar yang dilakukan dalam dalam kelompok kecil siswa. Dukungan sesama siswa dan keragaman pendapat, pengetahuan, serta ketrampilan mereka akan membantu menjadikan belajar sebagai bagian berharga dari iklim di kelas. Namun demikian, belajar bersama tidaklah selalu efektif. Boleh jadi terdapat partisipasi yang tidak seimbang, komunikasi yang buruk dan kebingungan.[3]
The power of two strategy atau strategi pembelajaran dengan kekuatan dua orang, menurut Mafatih dalam Tarmizi termasuk bagian dari belajar kooperatif yaitu belajar dalam kelompok kecil dengan menumbuhkan kerjasama secara maksimal melalui kegiatan pembelajaran oleh teman sendiri dengan anggota dua orang di dalamnya untuk mencapai kompetensi dasar.[4]Sedangkan menurut Muqowin dalam Tarmizi Ramadhan, strategi belajar kekuatan berdua (the power of two) adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan belajar kolaboratif dan mendorong munculnya keuntungan dari sinergi itu, sebab dua orang tentu lebih baik dari pada satu orang.[5]
Menurut Hisyam Zaini, The power of two merupakan aktifitas pembelajaran yang digunakan untuk mendorong pembelajaran kooperatif dan memperkuat arti penting serta manfaat sinergi dua orang. Strategi ini mempunyai prinsip bahwa berfikir berdua jauh lebih baik dari pada berfikir sendiri.[6]Aktivitas pembelajaran dengan kekuatan dua orang, digunakan untuk meningkatkan pembelajaran, dan menegaskan manfaat dari sinergi, yakni; bahwa dua kepala adalah lebih baik dari pada satu.[7]
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran dengan kekuatan dua orang (The power of two strategy), merupakan pembelajaran kooperatif yang digunakan untuk meningkatkan pembelajaran kolaboratif, menumbuhkan kerjasama secara maksimal, dan memperkuat arti penting manfaat sinergi dua orang (dua kepala lebih baik dari pada satu), dalam pembelajaran ini siswa akan berkolaborasi dengan temannya (dua orang) untuk memperkuat pemahaman individu masing-masing.
Menurut Ismail, tujuan penerapan strategi ini adalah membiasakan belajar aktif secara individu dan kelompok karena belajar bersama hasilnya akan lebih berkesan.[8]
Asumsi atau teori yang mendasari model pembelajaran kooperatif dengan strategi the power of two adalah bahwa belajar paling baik ketika mereka dapat saling membimbing satu sama lain, memiliki tanggung jawab perorangan, dan terdapat kesepakatan untuk aktif dan saling interaktif [9]
Dengan demikian pembelajaran dengan the power of two strategy diharapkan dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh sebagian besar jenjang pendidikan formal, yaitu rendahnya aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dan rendahnya prestasi belajar siswa.
Dalam pelaksanaan strategi pembelajaran ini menggunakan beberapa sistem pengajaran dengan menggunakan beberapa metode yang sesuai dengan langkah-langkah strategi pembelajaran the power of two yang mendukung untuk mendapatkan kemudahan dalam pembelajaran siswa adalah menggunakan metode ceramah, diskusi, kerja kelompok, dan lain-lain.
Strategi the power of two ini dirancang untuk memaksimalkan belajar kolaboratif (bersama) dan meminimalkan kesenjangan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Belajar kolaboratif menjadi populer di lingkungan pendidikan sekarang.Dengan menempatkan peserta didik dalam kelompok dan memberinya tugas dimana mereka saling tergantung satu dengan yang lain untuk menyelesaikan pekerjaan adalah cara yang mengagumkan dengan memberi kemampuan pada keperluan siswa dalam masyarakat. Mereka condong lebik menarik dalam belajar karena mereka melakukannya dengan teman-teman sekelas mereka. Aktivitas belajar kolaboratif membantu mengarahkan belajar aktif. Meskipun belajar independen dan kelas penuh instruksi juga mendorong belajar aktif, kemampuan untuk mengajar melalui aktivitas kerja kolaboratif dalam kelompok kecil akan memungkinkan anda untuk mempromosikan belajar dengan belajar aktif.[10]
Strategi pembelajaran The Power of Two merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan belajar kolaboratif dan mendorong kepentingan dan keuntungan sinergi, itu karenanya 2 kepala tentu lebih baik daripada 1 kepala.[11]
The Power Of TwoStrategi yang dipilih oleh pendidik tidak boleh bertentangan dengan tujuan pembelajaran. Strategi harus mendukung kemana kegiatan interaksi edukatif berproses guna mencapai tujuan. Tujuan pokok pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan anak secara individu agar bisa menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapinya.
Dr. Sayyid Ibrahim al-Jabbar mengatakan: " Sesungguhnya tujuan pokok pendidikan adalah haruslah dapat memberikanrangsangan kuat untuk pengembangan kemampuan individu dalam upaya mengatasisemua permasalahan baru yang muncul serta dapat mencari terobosan-terobosan solusi alternatif dalam menghadapinya." Dipilihnya beberapa metode atau strategi tertentu dalam suatu pembelajaran bertujuan untuk memberi jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan dankesuksesan operasional pembelajaran.
Sedangkan dalam konteks lain, metode atau strategi dapat merupakan sarana untuk menemukan, menguji dan menyusun data yangdiperlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu. Dalam hal ini, strategi bertujuan untuk lebih memudahkan proses dan hasil pembelajaran sehingga apa yangdirencanakan bisa diraih dengan sebaik dan semudah mungkin.
Dalam pelaksanaan strategi pembelajaran the power of two ada beberapa tujuan yang harus dicapai diantaranya adalah:
a. Membiasakan belajar aktif secara individu dan kelompok (belajar bersama hasilnya lebih berkesan).
b. Untuk meningkatkan belajar kolaboratif.
c. Agar peserta didik memiliki ketrampilan memecahkan masalah terkait denganmateri pokok.
d. Meminimalkan kegagalan.
e. Meminimalkan kesenjangan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain.
Dari uraian dapat dipahami bahwa strategi pembelajaran The Power of Twoadalah suatu taktik atau trik yang harus dikuasai dan diterapkan oleh pendidik agar tujuan pembelajaran khusus (TPK) yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan menggabung kekuatan dua orang dalam proses belajar mengajar.
1. Langkah-langkah Pelaksanaan Strategi The Power Of Two
Penerapan konsep dasar dan strategi belajar the power of two yaitu mengoptimalkan aktivitas siswa, langkah awal adalah memilih bahan pelajaran, bahan pengajaran tersebut akan mengisi proses pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar harus merumuskan apa yang harus dilakukan siswa dan bagaimana cara mereka melakukan. Ada berbagai macam jenis kegiatan belajar mengajar dalam mempelajari bahan pelajaran antara lain mendengarkan, melihat, mengamati, bertanya, mengerjakan, berdiskusi, memecahkan masalah, mendemonstrasikan, melukiskan atau menggambarkan, mencoba, dan lain-lain.
Dalam implementasi strategi the power of two terdapat prosedur untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal, seorang pendidikpun harus dapat menggunakan strategi belajar the power of two dengan tepat, efektif, dan efisien melalui langkah-langkah strategi the power of two dalam proses belajar mengajar berlangsung. Adapun langkah-langkah strategi the power of two, adalah:
Menurut Melvin L. Silberman langkah-langkah penerapan the power of two strategy yaitu:
a) Berikan siswa satu atau beberapa pertanyaan yang memerlukan perenungan dan pemikiran,
b) Perintahkan siswa untuk menjawab pertanyaan secara perorangan,
c) Setelah semua siswa menyelesaikan jawaban mereka, aturlah menjadi sejumlah pasangan dan perintahkan mereka untuk berbagi jawaban satu sama lain,
d) Perintahkan pasangan untuk membuat jawaban baru bagi tiap pertanyaan, memperbaiki tiap jawaban perorangan,
e) Bila semua pasangan telah menuliskan jawaban baru, bandingkan jawaban dari tiap pasangan dengan pasangan lain di dalam kelas.
Variasi
1. Perintahkan seluruh kelas untuk menyeleksi jawaban terbaik bagi masing-masing pertanyaan.
2. Untuk menghemat waktu, tentukan pertanyaan tertentu untuk pasangan tertentu.Ini lebih baik daripada tiap pasangan menjawab semua pertanyaan.[12]
Sebagai contohnya, Implementasi strategi the power of two pada bidang studi Aqidah Akhlaq sangat tepat sekali, anak akan mudah menguasai dan memahami apa yang disampaikan oleh seorang guru baik ajaran yang berbentuk konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam mata pelajaran Aqidah Akhlaq. Adapun prosedur pengajaran dalam implementasi strategi belajar the power of two ditentukan pada kegiatan siswa, bukan pada kegiatan guru.
Berikut adalah prosedur pelaksanaan strategi pembelajaran the power of two dalam mata pelajaran akidah akhlak :
1. Berilah peserta didik satu atau lebih pertanyaan yang membutuhkan refleksi dan pikiran. Pertanyaannya:
a) Sebutkan ciri – ciri orang riya' dan nifaq?
b) Bagaimana cara menghindari sifat riya' dan nifaq?
c) Sebutkan akibat dari orang yang berbuat riya' dan nifaq!
2. Mintalah peserta didik untuk menjawab pertanyaaan sendiri-sendiri
3. Setelah semua melengkapi jawabannya, bentuklah siswa secara berpasangan dan mintalah mereka untuk berbagi jawaban dengan yang lain.
4. Mintahlah pasangan tersebut membuat jawaban baru untuk masing-masing pertanyaan dengan memperbaiki masing-masing respon individu.
5. Ketika semua pasangan selesai menulis jawaban baru, bandingkan jawaban dari masing-masing pasangan ke pasangan yang lain.
Menurut Sanaky (2006), penerapan strategi belajar “Kekuatan Berdua” (the power of two) dengan langkah-langkah atau prosedur yang dilakukan guru sebagai berikut:
a) Langkah pertama, membuat problem. Dalam proses belajar, guru memberikansatu atau lebih pertanyaan kepada peserta didik yang membutuhkan refleksi (perenungan) dalam menentukan jawaban.
b) Langkah kedua, guru meminta peserta didik untuk merenung dan menjawab pertanyaan sendiri-sendiri.
c) Langkah ketiga, guru membagi peserta didik berpasang-pasangan. Pasangan kelompok ditentukan menurut daftar urutan absen atau bisa juga diacak. Dalam proses belajar setelah semua peserta didik melengkapi jawabannya, bentuklah kedalam pasangan dan mintalah mereka untuk berbagi (sharing) jawaban dengan yang lain.
d) Langkah keempat, guru meminta pasangan untuk berdiskusi mencari jawaban baru. Dalam proses belajar, guru meminta siswa untuk membuat jawaban baruuntuk masing-masing pertanyaan dengan memperbaiki respon masing-masingindividu.
e) Langkah kelima, guru meminta peserta untuk mendiskusikan hasil sharingnya.Dalam proses pembelajaran, siswa diajak untuk berdiskusi secara klasikal untuk membahas permasalahan yang belum jelas atau yang kurang dimengerti. Semua pasangan membandingkan jawaban dari masing-masing pasangan ke pasangan yang lain. Untuk mengakhiri pembelajaran guru bersama-sama dengan peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran.[13]
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan strategi pembelajaran The Power Of Two, diantaranya:
a. Prinsip-prinsip Reaksi
Dalam penerapan strategi pembelajaran the power of two, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggali sendiri konsep-konsep yang terkait dengan materi secara individu, kemudian dikolaborasikan bersama pasangan masing-masing. Guru memberikan bimbingan seperlunya apabila ada siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas dengan menggali pengetahuan atau informasi yang telah dimiliki sebelumnya sehingga masalah dapat diselesaikan.
b. Sistem sosial
Ciri khas lingkungan belajar pada model pembelajaran ini adalah setiap siswa memiliki tanggung jawab secara individu untuk memecahkan permasalahan kemudian mendiskusikannya kembali dengan pasangannya masing-masing. Ciri khas ini memastikan keterlibatan dan keaktifan penuh dari seluruh siswa sehingga dapat meningkatkan rasa tanggung jawab perorangan dan rasa solidaritas antar siswa serta belajar untuk dapat menghargai pendapat orang lain.
Topik pembelajaran biasanya dipilih oleh guru dan tugas utama siswa adalah mengerjakan tugas-tugas yang diberikan baik sosial maupun kognitif. Hal ini di maksudkan agar siswa dapat menyelesaikan tugas tersebut secara individual dan dengan berdiskusi dengan siswa lain (pasangannya) serta dalam kelas secara keseluruhan.
c. Sistem Pendukung
Sistem pendukung yang diperlukan siswa sehingga dapat menggali informasi yang terkait dengan materi dan diperlukan dalam kerja berpasangan yaitu; LKS,Alat peraga, alat-alat tulis dan buku penunjang.
d. Dampak Langsung dan Dampak Pengiring
Melalui pembelajaran dengan strategi the power of two, dampak langsung yang diperoleh berupa aktifitas siswa dalam proses pembelajaran IPS yang dapat diukur dari hasil observasi dan dampak pengiring yaitu hasil belajar siswa yang diukur dari tes hasil belajar.
3. Deskripsi Pelaksanaan Strategi Pembelajaran The Power of Two
Pada senin pagi, disaat penulis masih semester 1, tepat pukul 7.00 WIB terdapat mata kuliah dengan Bapak Abdur Rahman. Mata kuliah yang diajarkannya adalah Metodologi Studi Islam (MSI).
Seperti biasa untuk membuka proses perkuliahan Bapak Abdur Rahman memulainya dengan ucapan salam dan kami pun menjawab salamnya.
“Assalamu’alaikum kawan-kawan”
“Wa’alaikum salam Pak ……..” kami menjawabnya.
Pada awalnya kami heran mengapa Pak Ab (biasa kami panggil) memanggil kami dengan sebutan kawan-kawan. Namun setelah Pak Ab jelaskan, barulah kami faham bahwa sebutan kawan-kawan itu lebih akrab kedegarannya dibandingkan menyebut anak-anak dan jika Pak Ab memanggil kami dengan sebutan Kawan-kawan maka Pak Ab pun tidak malu untuk belajar sesuatu dari kami jika itu diperlukan, karena tidak ada manusia yang sempurna.
Proses perkuliahan langsung saja dimulai dengan sebuah pertanyaan rutin dari Pak Abdurrahman..
“Yah, hari ini makalah kelompok berapa yang tampil…..apa materinya?”
Kelompok V dengan serentak dan sigap langsung menjawab, “kelompok kami pak, materinya adalah Dimensi-dimensi ajaran Islam, yang terdiri dari Aqidah, Syariah dan Akhlak.”
Pada setiap tampilan kelompok, Pak Ab sering kali berbeda-beda menggunakan strategi pembelajaran. Pada pertemuan kali inipun Pak Ab menggunakan strategi pembelajaran yang belum pernah kami jumpai sebelumnya yaitu Strategi Pembelajaran The Power of Two ( strategi pembelajaran kekuatan berpasangan).
“Kawan-kawan Bapak ada beberapa pertanyaan untuk kalian, tolong kalian jawab sendiri-sendiri ya . . .”
Kami yang duduk setengah lingkaranpun bergegas menyiapkan alat tulis untuk mencatat pertanyaan dari Pak Ab. “ nah, soal nomor 1. apa pengertian dari Aqidah, Syariah dan Akhlak. Kemudian, soal nomor 2. Bagaimana hubungan antara Aqidah, Syariah dan Akhlak tersebut.”
Setelah sekitar 15 menit berlalu, Pak Ab bertanya: “ Apakah kawan-kawan sudah selesai ?”
“Sudah Pak . . .”
“Jika sudah, kalian duduk berhadap-hadapan dengan teman disebelahnya berpasang-pasangan. Nah, Kemudian diskusikan lagi pembahasannya dengan pasangan kalian, kalian bisa bertukar pendapat agar hasil yang diperoleh lebih maksimal . .”
Dengan berdua, kami lebih antusias untuk saling bertukar fikiran dalam menyempurnakan jawaban dari pertanyaan yang Pak Ab ajukan.
Setelah kami berpasang-pasangan, kamipun digabungkan lagi antara pasangan satu dengan pasangan lainnya untuk saling bertukar fikiran dan lebih menyempurnakan lagi hasil bahasan kami. Begitupun seterusnya hingga kamipun menjadi 3 kelompok besar.
Masing-masing tiap kelompok tersebut mempresentasikan hasil terakhir yang diperoleh. Jika salah satu kelompok mempresentasikan hasil dari kelompok mereka, maka kelompok lain memperhatikan dan setelah itu dibuka season pertanyaan jika ada yang ingin bertanya atau memberikan saran.
Sebagai penutup perkuliahan, maka Pak Ab selalu memberi ulasan mengenai kegiatan yang telah kami lakukan dan menjelaskan kembali materi yang telah kami bahas, sehingga kami lebih faham lagi mengenai materi tersebut dan jika kami ada kesalahan dalam mendefinisikan Pak Ab pun memberi tahu, sehingga untuk kedepannya kami tidak akan salah lagi.
4. Keunggulan dan Kelemahan Strategi The Power Of Two
a. Keunggulan Strategi Pembelajaran The Power of Two
Sebagai suatu strategi pembelajaran, strategi pembelajaran the power of two mempunyai beberapa keunggulan diantaranya:
1. Siswa tidak terlalu menggantungkan guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber dan belajar dari siswa lain.
2. Mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan dengan membandingkan ide-ide atau gagasan-gagasan orang lain.
3. Membantu anak agar dapat bekerja sama dengan orang lain, dan menyadari segala keterbatasannya serta menerima segala kekurangannya.
4. Membantu siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan tuganya.
5. Meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berfikir.
6. Meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial.
b. Kelemahan Strategi PembelajaranThe Power of Two
Di samping memiliki keunggulan, strategi pembelajaran the power of twojuga memiliki kelemahan diantaranya:
1) Kadang-kadang bisa terjadi adanya pandangan dari berbagai sudut bagi masalah yang dipecahkan, bahkan mungkin pembicaraan menjadi menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang.
2) Dengan adanya pembagian kelompok secara berpasang-pasangan dan shering antar pasangan membuat pembelajaran kurang kondusif.
3) Dengan adanya kelompok, siswa yang kurang bertanggung jawab dalam tugas, membuat mereka lebih mengandalkan pasangannya sehingga mereka bermain-main sendiri tanpa mau mengerjakan tugas.
Kesimpulan
Strategi pembelajaran dengan kekuatan dua orang (The power of two strategy), merupakan pembelajaran kooperatif yang digunakan untuk meningkatkan pembelajaran kolaboratif, menumbuhkan kerjasama secara maksimal, dan memperkuat arti penting manfaat sinergi dua orang (dua kepala lebih baik dari pada satu), dalam pembelajaran ini siswa akan berkolaborasi dengan temannya (dua orang) untuk memperkuat pemahaman individu masing-masing.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan penerapan Strategi The Power Of Two menurut penulis dapat meningkatkan aktifitas dan minat belajar siswa, serta menyenangkan hal ini karena penulis alami sendiri ketika dalam proses pembelajaran bapak Abdurrahman.
Dalam menerapkan strategi the power of two ini haruslah memperhatikan langkah-langkahnya dengan baik dan cermat karena jika terjadi penyimpangan maka suasana belajar menjadi berubah dan tidak kondusif lagi. Ada baiknya jika strategi ini di variasikan dengan strategi lain agar proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan [1] Wina Sanjaya,Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media, Jakarta: 2006, hlm: 124
[2] Ramayulis,Metodologi Pendidikan Islam, Nusa media, Jakarta: 2006, Cet 4, hlm: 110
[3] Melvin L. Siberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Nusamedia, Bandung: 2006, hlm: 151
[4]Tarmizi Ramadhan, 2009 “Strategi Pembelajaran the power of twopada mata pelajaran matematika”. http://tarmizi.wordpress.com. Diakses tanggal 11 Januari 2012
[5]Ibid.,
[6]Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif. CTSD (Center for Teaching Staff Development), Yogyakarta: 2007 Hlm., 67
[7]Melvin L. Siberman,Op.,Cit, hlm: 81
[8]Tarmizi Ramadhan. Op.,Cit,
[9]Ketut Sri Naya Udani. “Penerapan model pembelajaran tipe NHT untuk meningkatkan kreatifitas dan pemahaman konsep matematika siswa Kelas VII C SMP Negeri 2 Singaraja:. Skripsi. Universitas Pendidikan Ganesa Singaraja : 2006, hlm., 33
[10] Melvin L. Siberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Nusamedia, Bandung: 2006, hlm. 161
[11] Ibid.,hlm 81
[12]Melvin L. Siberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Nusamedia, Bandung: 2011,hlm. 173
[13] Tarmidzi Ramadhan, Op. Cit
[1] Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetya, SBM (Strategi Belajar Mengajar), CV Pustaka Setia, Bandung : 2005, hlm: 11