30 SISWA MTSN PANTI KESURUPAN

blogger templates

WapCyber4rt ™      —     Lagi, kasus pela­jar kesurupan di sekolah kembali terjadi.
Setelah 30 siswi MTsN Negeri panti mengalami kesurupan saat belajar di kelas, kemarin. Kegiatan belajar me­nga­jar pun sempat terganggu hingga sekolah memulangkan lebih awal dari jam biasanya.
Informasi dihimpun dari Sekolah MTsN Panti, peristiwa kesurupan itu terjadi pukul 08.00 WIB di salah satu lokal kelas I dan berantai ke kelas II Pada saat jam belajar. Atas kejadian itu, inisiatif sekolah sekitar pukul 09.30 WIB, terlihat seluruh siswa pulang sekolah lebih awal.
 “Ini bukan peristiwa pertama. Kamis (28/2), 3 siswi sekolah ini juga mengalami kesurupan. Keja­diannya, Pada Saat Jam Belajar Kemarin”  kata  Kepala Sekolah Dra.Raflis
Suryanto mengharapkan kerja sama orangtua untuk bersama-sa­ma meningkatkan keimanan anak-anak. Di samping, mem­bekali makanan kepada anak saat berangkat sekolah. “Se­men­tara sekolah, kami mene­rapkan pembacaan Asmaul Husna jelang belajar dan ber­doa usai belajar,” tuturnya.
Dengan beberapa nama siswa tersebut :
1.      Elsa Fitriani
2.      Nur ainun
3.      Bulan sari
4.      Fitriani
5.      Sahrona
6.      Galu
7.      Radiatul adawiyah
8.      Maini
9.      Ica
10.  Linda sari
11.  Nur azizah
12.  Susi rahmadani
13.  Lili
14.  Rodiah
15.  dll
 Zikir Bersama Siswa Di lapangan Sekolah
Sementara itu di MTsN Panti Kab.Pasaman, jajaran sekolah bersa­ma dengan seluruh siswa me­nga­dakan dzikir dan tadarus bersama,ber­tujuan untuk mengusir se­gala bentuk bencana yang akan melanda sekolah tersebut.
“Dengan zikir dan tadarus bersama itu bisa menghi­lang­kan segala bentuk hal yang je­lek yang ada di lingkungan se­kolah,” kata Kepala MTsN Panti Dra Raflis, .
Kegiatan dzikir dan tada­rus bersama dilakukan di la­pangan sekolah MTsN Panti juga sempat menyita waktu pela­jaran selama setengah jam. “Sengaja kita lakukan pada pa­gi hari sebelum memulai akti­vitas belajar,”ungkap Raflis.
 Ke depan, kata Raflis ke­giatan tersebut akan dilakukan secara berkala. “Kami akan laksanakan kegiatan dzikir bersama setiap minggunya. Dengan harapan juga bisa menambah keimanan dalam diri siswa-siswi,”
Nur ainun , siswi MTsN Panti mengaku agak cemas dengan kejadian yang dialami teman-temannya itu. “Saya masih cemas untuk datang ke seko­lah, sebab saya takut kejadian itu terulang lagi,” ungkapnya seraya mengatakan setelah dilaksanakan dzikir dan tada­rus bersama, ia berharap tidak terulangnya kejadian tersebut.
 Sementara itu, Suryanto, menilai ke­surupan yang terjadi dise­bab­­kan lemahnya mental dan psi­kologis anak. “Jika mental anak kuat, maka secara tidak la­ngsung mudah untuk di­gang­gu oleh makhlus halus,” ujarnya.

Untuk menguatkan mental tersebut, ia mengatakan, perlu dilakukan pertahanan jiwa dengan cara menginternalisasi ajaran agama sehingga bisa menguatkan mental dari da­lam. “Jika jauh dari agama, secara otomatis jiwa yang ada pada anak mulai berkurang dan mudah untuk diguncang,” ungkapnya.
Untuk memperta­hankan­nya dari luar, ia mengatakan, setiap anak harus mendapat­kan perhatian dari guru seba­gai pendidik, khususnya guru aga­ma dan bimbingan konse­ling. Selain itu, juga tanggung jawab dari orangtua untuk jangan membebani anak de­ngan ber­bagai hal. “Perlu ke­ber­samaan dalam menang­gu­langi kejadian ini,













.