PENDIS - Prof Dr. Nur Syam selaku Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama menuturkan untuk penguatan pendidikan agama dan keagamaan, pihaknya akan melakukan rekonstruksi pendidikan pesantren, antara lain dengan memformalkan lembaga pendidikan mahad aly (pesantren tinggi).
Dalam seminar nasional bertajuk "Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Inovasi Teknologi Pendidikan " yang berlangsung di gedung PBNU , Jakarta Pusat di Jakarta , Rabu (21/3), Dirjen Pendidikan Islam itu bertutur "Harapan kami, mahad aly sebagai salah satu bentuk pendidikan tinggi akan diperkuat dari non formal menjadi formal."
Untuk itu lanjut mantan Rektor IAIN Sunan Ampel ini, akan dilakukan penataan pada mahad aly yang telah ada, baik pada kurikulum, standar nasional pendidikan serta anggaran. "Perlu persiapan kira-kira bentuknya seperti apa, ini tugas kita bersama," ujar Nur Syam.
Sebelumnya Menteri Agama Suryadharma Ali berharap mahad aly agar memperoleh standarisasi sehingga lulusan lembaga pendidikan Islam ini berhak memperoleh ijazah setara sarjana strata satu (S1). Karena pengalaman membuktikan bahwa pendidikan dengan basis pondok pesantren telah banyak melahirkan pemimpin di negeri ini.
Menag mengatakan, pemerintah berupaya merumuskan standardisasi mahad aly. Proses penyetaraan atau mu`adalah tengah diupayakan. Dengan demikian, lulusan mahad selain memiliki kompetensi penguasaan agama dan memiliki ijazah yang sama dengan PTAI lainnya. Tanpa menghilangkan ciri khas mahad yang dimiliki. Untuk pengembangan mahad, pemerintah mengaku siap memberikan sokongan.
Seminar nasional ini diselenggarakan oleh Pengurus Pusat Lembaga Pendidikan Nahdlatul Ulama (LP Ma`arif NU) bekerjasama dengan UD Peraga Pembina Yogyakarta, sebuah perusahaan di DI Yogyakarta yang memproduksi alat-alat peraga pendidikan. Acara dibuka Sekjen PBNU Marsudi Syuhud serta dihadiri pula oleh Sekretaris Ditjen Pendidikan Menengah Kemendikbud, Mustaghfirin Amin, dan pengamat pendidikan Darmaningtyas.
Dalam sambutannya ketua LP Ma`arif Mansyur Ramli mengatakan, kegiatan ini bertujuan mengenalkan kepada para pendidik di berbagai sekolah dasar dan menengah tentang kreatifitas pengajaran berbasis teknologi. Selama ini, pendidikan cara konvensional dinilai masih banyak kekurangan dan cenderung membosankan. "Sekarang banyak penemuan. Kita akan mentransfer kondisi itu supaya bermanfaat bagi kebutuhan pendidikan kita," tuturnya.
(berbagai sumber/ram)